Selasa, 03 November 2020

Tugas Menganalisis Video


Nama: Hildawati

NIM  : H0418321

Kelas : Fisika 2018



1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning. Hal ini dapat dilihat dari sintaks yang dilakukan oleh guru tersebut, yang sesuai dengan sintaks Problem Based Learning, yang pada awalnya guru mengorientasi peserta didik pada masalah tentang Pengukuran.


2. Ada beberapa metode yang digunakan yaitu:

a. Metode ceramah, hal ini dapat dilihat ketika guru menyampaikan atau menuturkan penjelasan secara langsung.

b. Metode diskusi, hal ini dapat dilihat pada saat siswa telah dibagikan LKS oleh guru, siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman kelompok. Dan juga pada saat siswa telah selesai melakukan pengukuran, guru kembali meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya.

c. Metode demonstrasi, hal ini dapat dilihat pada saat siswa duduk dengan masing-masing teman kelompoknya, guru mulai memperagakan atau mempertunjukkan cara mengukur menggunakan alat ukur berupa mistar, jangka sorong, dll.

d. Metode eksperimen, hal ini dapat dilihat pada saat siswa melakukan pengukuran.


3. Menurut saya, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut sudah sangat bagus. 

Kelebihan

    Guru mampu mengelolah pembelajaran dengan baik, sehingga siswa betul-betul terlibat dalam proses belajar mengajar bukan hanya sebagai pendengar. Hal ini dapat dilihat dari para siswa aktif  bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru maupun teman-temanya.

    Guru dapat mengelolah pembelajaran sedemikian rupa, sehingga dapat diterapkan beberapa metode pembelajaran dalam 1 kali pertemuan, sehingga siswa tidak merasa bosan. Karena bukan hanya guru yang menjadi pusat pembelajaran,

Kekurangan:

    Guru tersebut tidak menyampaikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran

Senin, 02 November 2020

Faktor Kompresibilitas

PAPER

Faktor Kompresibilitas


Oleh:
Nama Lengkap     : Hildawati
NIM             : H0418321
Kelas                     : Fisika 2018
Mata Kuliah         : Termodinamika


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2020


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Faktor kompresibilitas gas merupakan sebuah rasio dari volume molaritas sebenarnya suatu gas nyata (real gas) terhadap volume molaritas gas ideal. Gas nyata adalah sebuah gas yang ada secara alami seperti O2, H2, He dan CO2. Sedangkan gas ideal adalah gas imagenari atau gas hipotetis karena gas ini merupakan gas yang tidak bisa ada secara alami, gas ideal merupakan sebuah konsep gas yang mengikuti hukum gas ideal yaitu sebuah perkiraan perilaku berbagai gas terhadap berbagai kondisi. Hukum gas ideal adalah hukum yang menyatakan equation of state gas ideal. Hukum tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Emile Clapeyron pada 1834 sebagai hukum yang menggabungkan hukum empiris Boyle, Charles, dan Avogadro (Clapeyron, 1834).
Faktor kompresibilitas gas merupakan sebuah nilai yang menyatakan seberapa jauh sebuah gas nyata melenceng (deviate) dari gas ideal. Pencarian nilai faktor kompresibilitas sangat diperlukan untuk menghitung seberapa jauh simpangan gas CO2 dari gas ideal.
Terdapat beberapa cara untuk mencari nilai faktor kompresibilitas diantaranya yaitu dengan eksperimen, korelasi dan dengan menggunakan rumus equation of state. 


B. Rumusan Masalah

Apa itu factor kompresibilitas?


C. Tujuan Penulisan

     Untuk mengetahui factor kompresibilitas


BAB II
PEMBAHASAN


A. Faktor kompresibilitas (Z) 

Faktor kompresibilitas (Z) adalah rasio volume molar gas terhadap volume gas ideal pada tekanan dan suhu yang sama. Faktor kompresibilitas merupakan salah satu properti termodinamika yang berguna untuk memodifikasi hokum gas ideal untuk melihat perilaku gas nyata. Secara umum, penyimpangan dari keadaan ideal menjadi semakin besar ketika gas semakin mendekati perubahan fasa, suhu yang semakin rendah atau tekanan makin tinggi. Faktor kompresibilitas biasanya didapatkan dari perhitungan persamaan keadaan  (EOS), seperti persamaan virial yang membutuhkan konstanta empiris spesifik senyawa untuk menghitungnya. Untuk gas yang merupakan campuran 2 gas murni atau lebih, komposisi gas harus diketahui sebelum kompresibilitasnya dapat dihitung.
Hubungan antara tekanan, volume, dan suhu dari gas dapat dinyatakan dalam suatu besaran yang disebut faktor kompresibilitas. Faktor  kompresibilitas didefinisikan sebagai: 
Dengan,
Vm adalah volume molar,  (Vm)gas ideal = RTp  adalah volume molar gas ideal, p adalah tekanan, T adalah suhu dan R adalah konstanta gas.
Untuk gas ideal, faktor kompresibilitasnya adalah Z=1. Di dalam  gas nyata, kasus  ini jarang terjadi. Perhatikan gambar 7-2, pada tekanan rendah  untuk semua suhu, nitrogen berperilaku sebagai gas ideal atau untuk p→0, nilai Z→1. Pada tekanan tinggi atau suhu rendah, kerapatan gas menjadi lebih tinggi. Jarak intermolekuler menjadi sangat dekat dan molekul bergerak lebih lambat. Hal ini menyebabkan  molekul berdekatan melakukan kakas tarik satu sama lain yang membuat volume gas nyata (Vnyata) kurang dari volume dari gas ideal (Videal) dan menyebabkan Z turun di bawah harga satu (Z<1). Pada tekanan lebih rendah atau suhu lebih tinggi, molekul jadi lebih bebas bergerak yang menyebabkan terjadinya kakas tolak dan membuat Z>1. Semakin dekat gas ke titik kritis nya atau titik didihnya, Z semakin menyimpang dari kasus ideal.
Gambar 7-2 Penyimpangan perilaku gas nitrogen terhadap gas ideal sebagai fungsi suhu

Gambar 7-3 memperlihatkan perilaku 1 mol beberapa gas nyata sebagai fungsi p yang menunjukkan penyimpangan dari perilaku gas ideal. Dari gambar terlihat secara kualitatif semua zat murni berperilaku hampir sama namun berbeda secara kuantitatif karena suhu dan tekanan kritis berbagai zat mempunyai jangkauan nilai yang lebar. 
Gambar 7-3 Penyimpangan perilaku berbagai zat terpilih terhadap gas ideal

Dengan melakukan penyesuaian koordinat, kurva dari berbagai jenis gas dapat digambarkan pada sumbu koordinat yang sama akan saling berdekatan sehingga akan menunjukkan keserupaan secara kuantitatif ditunjukkan gambar 7-4. Sebagai dasar, kita “mengurangi” sifat-sifat suatu zat terhadap harga kritis zat yang bersangkutan. Kita definisikan peubah baru yang disebut tekanan yang dikurangi (pR), volume yang dikurangi (vR), dan suhu yang dikurangi (TR):
Dengan pc, Tc, vc masing-masing adalah tekanan kritis, suhu kritis, dan volume jenis kritis. p, v, dan T masing-masing adalah tekanan, suhu, dan volume nyata.
Grafik kompresibilitas yang digeneralisasi ditunjukkan gambar 7-4 memberikan gambaran lebih jelas mengenai perilaku gas ideal. Zat dianggap berperilaku sebagai  gas ideal, apabila:
PR lebih kecil dibandingkan dengan 1.
TR lebih besar dibandingkan dengan 1.
Gambar 7-4 Grafik kompresibiltas yang digeneralisasi 



BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan

Faktor kompresibilitas merupakan salah satu properti termodinamika yang berguna untuk memodifikasi hokum gas ideal untuk melihat perilaku gas nyata. Faktor kompresibilitas gas merupakan sebuah nilai yang menyatakan seberapa jauh sebuah gas nyata melenceng (deviate) dari gas ideal. Untuk gas ideal, faktor kompresibilitasnya adalah Z=1. Di dalam  gas nyata, kasus  ini jarang terjadi


Referensi

Sulistiati, AKR. 2010. Termodinamika. Yogyakarta: Graha Ilmu
Wikipedia. Faktor Kompresibilitas di https://id.wikipedia.org/wiki/Faktor_kompresibilitas  (di akses 17 mei 2020)


Entropi dan Hukum Ketiga Termodinamika

PAPER

Entropi dan Hukum Ketiga Termodinamika




Oleh:

Nama Lengkap     : Hildawati
NIM             : H0418321
Kelas                     : Fisika 2018
Mata Kuliah         : Termodinamika



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2020


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hal penting tentang hukum ketiga termodinamika ialah bahwa hukum ini memungkinkan kita menentukan entropi mutlak suatu zat. Dimulai dengan mengetahui bahwa entropi suatu zat kristal murni adalah nol pada suhu 0 K, kita dapat mengukur peningkatan entropi zat bila dipanaskan, katakanlah pada 298 K. Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa suatu kristal sempurna pada nol mutlak mempunyai keteraturan sempurna, jadi entropinya adalah nol.
Kristal adalah zat padat yang terdiri dari atom-atom suatu barisan static barbaniar, suatu keadaan dinamik yang paling teratur. Jadi, begitu sulit mendapatkan zat dalam keadaan dinamik teratur atau Kristal sempurna seperti yang dibayangkan hukum ketiga termodinamika karena pada tingkat atomic setiap zat dalam kedudukannya selalu bergerak acak yang menyebabkan molekul-molekul menjadi kacau atau tidak teratur. Oleh karena itu, logika hukum ketiga ini menurut whitehead keliru dalam hal mengkonkretkan suatu hal yang abstrak. 

B. Rumusan Masalah

Bagaimana itu entropi dan hukum ketiga termodinamika?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui entropi dan hukum ketiga termodinamika.


BAB II
PEMBAHASAN


A. Entropi dan Hukum ketiga Termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa: “suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua prosesnya akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.” 
Kristal adalah zat padat yang terdiri dari atom-atom diam dalam suatu barisan statik barbaniar. Suatu keadaan dinamik yang paling teratur. Zat padat ini merupakan tingkat wujud materi yang amat langka dan terdapat di alam sebagai planet dan meteorit. Kristal suatu zat padat sebenarnya seperti statik atau diam saja. Pada tingkat atomik, masing-masing atom itu sebenarnya bergetar di sekitar tempat kedudukannya dengan arah acak. Getaran semakin berkurang jika suhu kristal diturunkan alias didinginkan. Jika dibiarkan, getaran itu akan menjadi semakin giat, benda menjadi panas dan akhirnya membuat molekul-molekul itu terlepas satu sama lain sehingga relatif saling bebas membentuk zat cair. 
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa suatu Kristal sempurna pada nol mutlak mempunyai keteraturan sempurna, jadi entropinya adalah nol pada temperatur lain selain nol mutlak, terdapat kekacau-balauan yang disebabkan oleh eksitasi termal. Susunan paling teratur dari zat ialah zat kristalin sempurna pada nol mutlak (0 K), dimana pada susunan seperti ini atom atau molekul paling sulit bergerak. Jadi, entropi paling rendah yang dapat dicapai setiap zat ialah entropi dari suatu kristal sempurna pada nol mutlak. Berdasarkan hukum ketiga termodinamika, entropi kristal sempurna adalah nol pada suhu nol mutlak. Jika suhu meningkat, kebebasan gerak juga meningkat. Jadi, entropi pada suhu di atas 0 K lebih besar dari nol. Dan jika kristal terkotori atau ada cacat, entropinya lebih besar dari nol meskipun pada 0 K sebab susunannya tidak akan teratur secara sempurna.
Hukum ketiga termodinamika memungkinkan kita menentukan entropi mutlak suatu zat. Dimulai dengan mengetahui bahwa entropi suatu zat kristal murni adalah nol pada suhu 0 K, kita dapat mengukur peningkatan entropi zat bila dipanaskan, katakanlah pada 298 K. Perubahan entropi, ∆S, diberikan oleh:
∆S=Sf-Si
∆S=Sf
Karena Si adalah nol. Entropi zat pada 298 K, adalah ∆S atau Sf yang disebut entropi mutlak karena merupakan nilai sejati (true) dan bukan nilai yang diturunkan dengan menggunakan acuan sembarang. Jadi, nilai entropi yang dikutip sejauh ini adalah entropi mutlak. Sebaliknya, kita tak dapat mengetahui energi mutlak atau entalpi mutlak suatu zat karena nilai nol dari energi atau entalpi tidak didefinisikan. Perhatikan Gambar berikut.
Gambar diatas menunjukkan perubahan (peningkatan) entropi suatu zat terhadap suhu. Pada nol mutlak, nilai entropi zat adalah nol (dengan asumsi zat kristal sempurna). Sewaktu di panaskan, entropi meningkat secara bertahap karena gerakan molekul semakin besar. Pada titik leleh, entropi naik cukup tinggi karena terbentuknya keadaan cairan yang lebih acak. Pemanasan lebih lanjut meningkatkan entropi cairan lagi karena meningkatnya gerakan molekul. Pada titik didih terjadi peningkatan entropi yang besar akibat transisi dari cairan ke gas. Di atas suhu itu, entropi gas terus meningkat dengan meningkatnya suhu.

1. Dalil kalor Nernst

Dalil kalor Nernst, yaitu :
“perubahan entropi dalam suatu transformasi, mendekati nol, ketika temperatur mendekati nol : ∆S🡪0 ketika T🡪0”
Dari dalil Nernst ini jika kita mengganggap entropi unsur-unsur dalam bentuk kristal sempurnanya bernilai nol pada T=0, semua kristal sempurna senyawa-senyawa juga mempunyai entropi sebesar nol pada T=0 (karena perubahan entropi yang menyertai pembentukan senyawa-senyawa, seperti halnya semua transformasi, bernilai nol). Karena itu, semua kristal sempurna dianggap mempunyai entropi nol pada T=0. Kesimpulan ini dinyatakan dengan hukum ketiga Termodinamika. 
Hukum ketiga: Jika entropi semua unsur dalam keadaan stabilnya pada T=0 diambil sama dengan nol, semua zat mempunyai entropi positif yang pada T=0 dapat menjadi nol, dan untuk semua zat kristal sempurna termasuk senyawa-senyawa entropinya menjadi nol.
Perhatikan, bahwa hukum ketiga tidak menyatakan bahwa entropi adalah nol pada T=0, hukum itu hanya menyiratkan bahwa semua material sempurna mempunyai entropi yang sama. Sejauh menyangkut termodinamika, memilih nilai umum ini sebagai nol hanyalah untuk kemudahan.

2. Entropi Hukum ketiga 

Perhatikan persamaan Planck-Boltzmann,
S=k In W
Entropi dapat dihubungkan dengan kekacauan atau ketidakteraturan system. Keadaan system yang kacau ialah keadaan dimana partikel-partikel (molekul, atom atau ion) tersusun secara tidak teratur. Makin kacau susunan keadaan system, makin besar kebolehjadian keaadan system dan makin besar entropi. Oleh karena itu, zat padat Kristal pada umumnya mempunyai entropi yang relative rendah dibandingkan dengan cairan atau gas. Gas mempunyai entropi yang paling tinggi karena keadaan  system paling tidak teratur. Diuraikan di atas bahwa makin kacau atau tidak teratur susunan molekul, makin tinggi harga W dan entropi. Sebaliknya makin teratur susunan molekul system, makin rendah harga W dan entropi. 
Kalau suatu zat murni didinginkan hingga dekat 0 K, semua gerakan translasi dan rotasi terhenti dan molekul-molekul mengambil kedudukan tertentu dalam kisi Kristal. Molekul hanya memiliki energy vibrasi yang sama besar sehingga berada dalam keadaan kuantum tunggal. Ditinjau dari kedudukan dan distribusi energy, penyusunan molekul-molekul dalam suatu Kristal yang sempurna pada 0 K hanya dapat dilaksanakan dengan satu cara. Dalam hal ini W=1 dan In W=0, sehingga menurut persamaan Boltzmann S=0. Jadi, entropi suatu Kristal murni yang sempurna ialah nol pada 0 K. Pernyataan ini terkenal sebagai Hukum Ketiga Termodinamika.

3. Aplikasi hukum ketiga termodinamika

Teori termodinamika menyatakan bahwa panas (dan tekanan gas) terjadi karena gerakan kinetik dalam skala molekular. Jika gerakan ini dihentikan, maka suhu material tersebut akan mencapai 0 derajat kelvin. Aplikasinya yakni kebanyakan logam bisa menjadi superkonduktor pada suhu sangat rendah, karena tidak banyak keacakan gerakan kinetik dalam skala molekular yang mengganggu aliran electron.


BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan 

Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa: “suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua prosesnya akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.” Hukum ini juga menyatakan bahwa suatu Kristal sempurna pada nol mutlak mempunyai keteraturan sempurna, jadi entropinya adalah nol pada temperature lain selain nol mutlak, terdapat kekacau-balauan yang disebabkan oleh eksitasi termal.
Suatu zat dapat mencapai nilai absolutnya pada suhu tertentu, sehinga pengukuran perubahan entropi dari satu suhu memberikan dasar untuk menetapkan entropi absolut suatu zat, yaitu entropi setiap Kristal sempurna adalah nol pada suhu nol absolut atau nol derajat Kelvin (K). Pernyataan ini terkenal sebagai Hukum Ketiga Termodinamika .


DAFTAR PUSTAKA


Jannah, Mifathul. 2017. Hukum Ketiga Termodinamika di http://kimiakar.blogspot.com/2017/12/hukum-ketiga-termodinamika_8.html?m=1 (diakses 30 april 2020)
Umb, Irfan. 2014. Entropi dan Hukum Ketiga Termodinamika di https://www.slideshare.net/lupaname/entropi-dan-hukum-ketiga-termodinamika-41029613 (diakses 21 april 2020)



Makalah Permulaan Sains Pada Zaman Yunani Kuno

MAKALAH

SEJARAH FISIKA

"PERMULAAN SAINS PADA ZAMAN YUNANI"



OLEH:

KELOMPOK III

Hildawati (NIM: H0418321)
Jenny Tasik Bintoeng (NIM: H0418003)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2019


KATA PENGANTAR

      Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “PERMULAAN SAINS PADA ZAMAN YUNANI”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas individu dalam mata kuliah Sejarah Fisika.
Atas bimbingan Ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah Makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dalam proses pembelajaran.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun makalah ini, penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat Makalah yang sebaik-baiknya. Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar Makalah ini dan penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis pribadi. Aamiin.


Majene, 11 September 2019                                                                                                 Penulis


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………………
Rumusan Masalah……………………………………………………...
Tujuan Penulisan……………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
Permulaan Sains Pada Zaman Yunani Kuno…………………………...
Zaman Yunani Kuno……………………………………………………
Zaman Keemasan Filsafat Yunani……………………………………...
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yunani Kuno……………………….
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………
Kritik/saran………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………



 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam banyak literatur menyebutkan bahwa periode Yunani merupakan tonggak awal berkembangnya ilmu pengetahuan dalam sejarah peradaban umat manusia. Ilmu pada zaman Yunani abad ke 6-1 SM lahirlah filsafat yang dikenal dengan the greek miracle.
Sains adalah sekumpulan pengetahuan empiris, teoretis, dan pengetahuan praktis tentang dunia alam, yang dihasilkan oleh para ilmuwan yang menekankan pengamatan, penjelasan, dan prediksi dari fenomena di dunia nyata. Sejarah sains adalah studi tentang sejarah perkembangan sains dan pengetahuan ilmiah, termasuk ilmu alam dan ilmu sosial. (sejarah seni dan humaniora disebut sebagai sejarah filologi) Dari abad ke-18 sampai akhir abad ke-20, Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Sebab, hal ini terkait dengan kisah perjalanan peradaban dunia. Selain itu, dengan memahami sejarah ilmu pengetahuan, maka kita bisa memahami asal usul sebuah pemikiran dan belajar tentang hal yang baik dan buruk dari sejarah tersebut. Dengan demikian akan diperoleh sebuah konsep pengetahuan yang lebih baik dan terbaru demi meningkatkan pengetahuan manusia. 
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Dan juga karena pada zaman ini kajian-kajian keilmuan yang muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan filsafat tentang manusia.
Tokoh-tokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsur induk (arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu. 


B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Permulaan Sains Zaman Yunani Kuno?
2. Siapa tokoh-tokoh pada Zaman Yunani Kuno?
3. Bagaimana Zaman Keemasan Filsafat Yunani?
4. Bagaimana Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yunani Kuno?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Permulaan Sains Zaman Yunani Kuno.
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh pada Zaman Yunani Kuno.
3. Untuk mengetahui Zaman Keemasan Filsafat Yunani.
4. Untuk mengetahui Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yunani Kuno.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Permulaan Sains Zaman Yunani Kuno

Di dalam banyak literatur menyebutkan bahwa periode Yunani merupakan tonggak awal berkembangnya ilmu pengetahuan dalam sejarah peradaban umat manusia. . Ilmu pada zaman Yunani abad ke 6-1 SM lahirlah filsafat yang dikenal dengan the greek miracle. Ada beberapa faktor yang sudah mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di Yunani yaitu:

1. Mitologi  Yunani Kuno

Mitologi Yunani adalah sekumpulan mitos dan legenda yang berasal dari Yunani Kuno dan berisi kisah-kisah mengenai dewa dan pahlawan, sifat dunia, dan asal usul serta makna dari praktik ritual dan kultus orang Yunani Kuno. Mitologi Yunani menjelaskan asal mula dunia serta menceritakan kehidupan dan petualangan berbagaidewa, dewi, pahlawan, dan makhluk-makhluk mitologi. Mitologi dapat dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat, karena mite-mite sudah merupakan percobaan untuk mengerti. Mite jenis pertama yang mencari keterangan tentang asal usul alam semesta sendiri biasanya disebut mite kosmogonis, sedangkan mite jenis kedua yang mencari keterangan tentang asal usul serta sifat kejadian dalam alam semesta disebut mite kosmologis.

2. Puisi Homeros “Ilias dan Odysea”

Kedua karya puisi Homeros yang masing-masing berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai kedudukan istimewa dalam kesusasteraan Yunani. Kedua puisi tersebut menceritakan menegenai peristiwa Perang Troya.

B. Tokoh-tokoh Pada Zaman Yunani Kuno

Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Zaman Yunani Kuno meliputi zaman filsafat pra-Socrates di Yunani. Tokoh-tokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsur induk (arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu.
Beberapa filsuf pada masa itu antara lain :

1. Thales (625-584 SM)

Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhail memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi tersebut karena ia mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM. Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM. Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi,dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.
Pemikiran-pemikiran Thales :
a. Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu. Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.
b. Pandangan tentang Jiwa
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati.
c. Teorema Thales
Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan 
Apa yang disebut teorema Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya. Teorema Thales berisi sebagai berikut: Jika AC adalah sebuah diameter, maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku.

2. Anaximandros (610-546 SM)

Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula kehidupan, termasuk asal-mula manusia.
Pemikiran-pemikiran Anaximandros :
a. To Apeiron sebagai prinsip dasar segala sesuatu
To Aperion : Segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan terang).
b. Pandangan tentang Alam Semesta
Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun pandangannya tentang alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Panas berlawana dengan dingin, dingin menjadi cair lalu menmbeku memebentuk bumi. Api pecah menjadi matahari dan bulan serta bintang. Bumi berbentuk elips, dengan panajang nya sama dengan tiga kali lebarnya.
c. Pandangan tentang Makhluk Hidup
Mengenai terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan.

3. Anaximendes

Pemikiran-Pemikiran Anaximenes :
a. Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu
Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu. Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain.
b. Tentang Alam Semesta
Bumi, menurut Anaximenes, berbentuk datar, luas, dan tipis, hampir seperti sebuah meja. Bumi dikatakan melayang di udara sebagaimana daun melayang di udara. Benda-benda langit seperti bulan, bintang, dan matahari juga melayang di udara dan mengelilingi bumi.
c. Tentang Jiwa
Jiwa manusia dipandang sebagai kumpulan udara saja. Buktinya, manusia perlu bernapas untuk mempertahankan hidupnya.

4.  Phytagoras (582 SM – 496 SM)

Pythagoras, adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Ia berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama alam dan sekaligus menjadi ukuran. Unsur-unsur bilangan itu adalah genap dan ganjil, terbatas dan tidak terbatas. Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).
Teorema Pythagoras menyatakan bahwa :
Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur sangkar di hipotenus. Jika sebuah segitiga siku-siku mempunyai kaki dengan panjang a dan b dan hipotenus dengan panjang c, maka a+ b' = c

5. Herakleitos (535-475 SM)

Pemikiran-pemikiran Herakleitos
a. Segala Sesuatu Mengalir
Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau permanen.
b. Logos
Logos adalah rasio yang menjadi hukum yang menguasai segala-galanya dan menggerakkan segala sesuatu, termasuk manusia.
c. Segala Sesuatu Berlawanan
Menurut Herakleitos, tiap benda terdiri dari yang berlawanan. Meskipun demikian, di dalam perlawanan tetap terdapat kesatuan. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa 'yang satu adalah banyak dan yang banyak adalah satu.

6. Xenophanes (570-480 SM)

Pemikiran-pemikiran Xenophanes:
a. Tentang Pengetahuan
Xenophanes menyatakan bahwa manusia tidak dapat mendapatkan pengetahuan yang mutlak. Akan tetapi, di saat yang sama, manusia harus mencari pengetahuan tersebut walaupun hanya berupa suatu kemungkinan.
b. Tentang Alam Semesta
Xenophanes berpendapat bahwa matahari berjalan terus dengan gerak lurus, dan setiap pagi terbitlah matahari baru. Gerhana disebabkan matahari jatuh ke dalam lubang. Ia juga memandang bintang-bintang sebagai awan-awan yang berapi sehingga bersinar ketika malam.

7. Parmenides (540-475 SM)

Parmenides adalah seorang filsuf dari Mazhab Elea. Di dalam 
Mazhab Elea, Parmenides merupakan tokoh yang paling terkenal. Pemikiran filsafatnya bertentangan dengan Herakleitos sebab ia berpendapat bahwa segala sesuatu "yang ada" tidak berubah.

8. Protagoras (490-420 SM)

Pemikiran-pemikiran Protagoras :
a. Tentang Pengenalan
Di dalam buku yang berjudul "Kebenaran", Protagoras menyatakan bahwa : "Manusia adalah ukuran untuk segala-galanya: untuk hal-hal yang ada sehingga mereka ada, dan untuk hal-hal yang tidak ada sehingga mereka tidak ada."


C. Zaman Keemasan Filsafat Yunani

Zaman ini disebut dengan zaman keemasan keilmuan bangsa Yunani, karena pada zaman ini kajian-kajian keilmuan yang muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan filsafat tentang manusia.

1. Socrates (470-399 SM)

Secara historis, filsafat Socrates mengandung pertanyaan karena Socrates sediri tidak pernah diketahui menuliskan buah pikirannya. Apa yang dikenal sebagai pemikiran Socrates pada dasarnya adalah berasal dari catatan oleh Plato, Xenophone (430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya.
Filosofi Socrates :
Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.

2. Plato (429 SM – 346 SM)

Hasil pemikiran Socrates dapat diketemukan pada muridnya Plato. Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) (lahir sekitar 429 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf dan matematikawan 
Yunani, dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah muridSocrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates.
Ciri-ciri Karya-karya Plato
  • Bersifat Sokratik
  • Berbentuk dialog
  • Adanya mite-mite.
Pandangan Plato:
Sumbangsih Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai idea. Pandangan Plato terhadap idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia. Idea tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea.

3. Aristoteles ( 384-322 SM)

Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis.
Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante Alighieri.
Sumbangan yang sampai sekarang masih digunakan dalam ilmu pengetahuan adalah mengenai abstraksi, yakni aktivitas rasional di mana seseorang memperoleh pengetahuan. Menurut Aristoteles ada tiga macam abstraksi, yakni abstraksi fisis, abstraksi matematis, dan metafisis.
Teori Aristoteles yang cukup terkenal adalah tentang materi dan bentuk. Keduanya ini merupakan prinsip-prinsip metafisis, Materi adal.ah prinsip yaug tidak ditentukan, sedangkan bentuk adalah prinsip yang menentukan. Teori ini terkenal dengan sebutan Hylemorfisyme.

D. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yunani Kuno

Teknologi Yunani Kuno berkembang maju pada saat abad ke-5 SM, dan sampai dengan zaman Roma dan seterusnya.
Perkembangan ini mencakup :
1. Teknologi Air
2. Pertambangan
3. Teknologi
4. Arsitektur Yunani Kuno
5. Matematika Yunani Kuno
6. Geologi dan Seismologi
7. Obat-obatan dan Psikologi
8. Fisika dan Metereologi
Perkembangan ini dimulai saat Archimedes yang menemukan tekanan Hidrostatis. Dan Democratus, Leocippus, dan beberapa ilmuwan lainnya menemukan teori model atom. Plato juga turut menyumbangkan sumbangsihnya lewat Polihedron dan Segitiga. Hal lainnya yang ditemukan adalah listrik, magnet, siklus air dan lainnya.
Socrates juga menjelaskan mengenai fenomena alam dan bagaimana terjadinya alam dan bgaimana terjadinya fenomena atmosfer.
Kimia Yunani mempunyai teori atom dan selanjutnya Thales meneliti air. Anaximenes menelaah udara, helicratus meneliti api sebagai sumber substansial bumi.
Empedocles menambahkan bahwa bumi terkombinasi oleh unsur elemen yang bekerja sama dengan cinta dan kekejaman. Teori ini yang dikembangkan Aristoteles,dia juga ikut mengkritik model atom Leocippus dan Democritus.
 
 

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah perkembangan sains (ilmu) berawal dari zaman Yunani Kuno. Zaman Yunani merupakan zaman filsafat, karena pada zaman ini para filsuf menggunakan sikap ‘’Aninquiring Attitude’’ dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap ‘’ Receptive attitude’’. Dan di zaman ini banyak bermunculan filsuf terkenal seperti Thales, Phytagoras, Socrates, Demokritus, Plato, dan Aristoteles.
Sains adalah sekumpulan pengetahuan empiris, teoretis, dan pengetahuan praktis tentang dunia alam, yang dihasilkan oleh para ilmuwan yang menekankan pengamatan, penjelasan, dan prediksi dari fenomena di dunia nyata. Sejarah sains adalah studi tentang sejarah perkembangan sains dan pengetahuan ilmiah, termasuk ilmu alam dan ilmu sosial. Dari abad ke-18 sampai akhir abad ke-20, Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Sebab, hal ini terkait dengan kisah perjalanan peradaban dunia. Selain itu, dengan memahami sejarah ilmu pengetahuan, maka kita bisa memahami asal usul sebuah pemikiran dan belajar tentang hal yang baik dan buruk dari sejarah tersebut. Dengan demikian akan diperoleh sebuah konsep pengetahuan yang lebih baik dan terbaru demi meningkatkan pengetahuan manusia. Banyak kisah yang mewarnai sejarah perkembangan ilmu pengetahuan mulai dari kegagalan sampai penemuan-penemuan yang dianggap spektakuler. Karena perkembangan ilmu pengetahuan (saiss) tidaklah muncul dengan sendirinya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang selalu lapar akan pengetahuan harus mengetahui secara detail sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu.


B. Kritik/saran

Adapun kritik/saran dalam penulisan Makalah ini yaitu :
1. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah kami selanjutnya.
2. Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan kita, tentang Permulaan Sains Zaman Yunani. Dan semoga kita bisa lebih kritis lagi dalam mempelajari  Permulaan Sains Zaman Yunani.  
3. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis pribadi. Aamiin.
 
 

DAFTAR PUSTAKA

 
Egon Doank. 2015. Permulaan Sains Pada Zaman Yunani http://tokohtokohduniaku.blogspot.com/2015/02/makalah-permulaan-sains-di-zaman-yunani.html?m=1 (di akses pada 11 september 2019)
Heriyani dan Nurdesiana. 2013. Sejarah Fisika  http://heriyanipendidikanfisika.blogspot.com/2013/07/sains-zaman-yunani-kuno.html?m=1 (di akses pada 11 september 2019)
Science and nature. 2014. Sejarah Perkembangan Sains http://muflihatulabadiyah.blogspot.com/2014/12/sejarah-perkembangan-sains.html?m=1 (di akses pada 11 september 2019)

Makalah Karang Taruna

Makalah:

ORGANISASI SOSIAL “KARANG TARUNA” SEBAGAI ORGANISASI KEPEPEMUDAAN DI INDONESIA.

Oleh:

KELOMPOK VI


Hildawati (NIM H0418321)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2019



KATA PENGANTAR


      Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “ORGANISASI SOSIAL ‘KARANG TARUNA’ SEBAGAI ORGANISASI KEPEPEMUDAAN DI INDONESIA.”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas individu dalam mata kuliah Wawasan Sosial Budaya.

Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah Makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dalam proses pembelajaran.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun makalah ini, penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat Makalah yang sebaik-baiknya. Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.

Demikianlah, penulis berharap semoga Makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Aamiin.

                                                                                


  Majene, 07 Juni 2019                                                                                                 Penulis



DAFTAR ISI


Kata Pengantar        i

Daftar Isi    ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang    1

Rumusan Masalah    1

Tujuan Penulisan    2

Manfaat Penulisan    2

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Karang taruna    3

Sejarah berdirinya Karang taruna    3

Tujuan dari organisasi Karang taruna    4

Tugas dari organisasi Karang taruna    6

Fungsi dari organisasi Karang taruna    6

Anggota dari organisasi Karang taruna    7

Kriteria kepengurusan dari organisasi Karang taruna    7

BAB III PENUTUP

Kesimpulan    9

Saran    10

DAFTAR PUSTAKA    11



BAB I
PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial.

Fokus utama dari terciptanya organisasi ini dilatarbelakangi oleh keinginan para pemuda untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial di lingkungannya.

Berdiri pada tanggal 26 September tahun 1980 di kampung Melayu, menjadi awal dari usaha para pemuda dalam menyejahterakan sosial di lingkungannya. Dalam hal ini hanya melingkupi desa atau kelurahan. Sejarah yang tercatat pada tanggal 26 September 1980 dituangkan dalam kepedulian yang ditorehkan pada berbagai macam kegiatan.

Intinya, kegiatan mereka ingin agar warga desanya memperoleh kesejahteraan sosial yang mereka perlukan. Sasaran kepedulian mereka diarahkan pada siapa saja, namun lebih ke arah generasi muda.

 

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu karang taruna?

2. Bagaimana sejarah berdirinya karang taruna?

3. Apa saja tujuan dari organisasi karang taruna?

4. Apa tugas dari organisasi karang taruna?

5. Apa fungsi dari organisasi karang taruna?

6. Siapa anggota dari organisasi karang taruna?

7. Apa saja kriteria kepengurusan dari organisasi karang taruna?

 

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu karang taruna.
2. Untuk mengetahui sejarah berdirinya karang taruna

3. Untuk mengetahui tujuan dari organisasi karang taruna.

4. Untuk mengetahui tugas dari organisasi karang taruna.

5. Untuk mengetahui fungsi dari organisasi karang taruna.

6. Untuk mengetahui anggota dari organisasi karang taruna.

7. Untuk mengetahui kriteria kepengurusan dari organisasi karang taruna.


D.  Manfaat Penulisan

1. Mengetahui apa itu karang taruna.

2. Mengetahui sejarah berdirinya karang taruna

3. Mengetahui tujuan dari organisasi karang taruna

4. Mengetahui tugas dari organisasi karang taruna

5. Mengetahui fungsi dari organisasi karang taruna.

6.Mengetahui anggota dari organisasi karang taruna

7. Mengetahui kriteria kepengurusan dari organisasi karang taruna


 

BAB II
PEMBAHASAN

 

A. Pengertian Karang Taruna

Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial.

Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada.

Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga di mana telah pula diatur tentang struktur pengurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. 

 

B. Sejarah Berdirinya Karang Taruna

Terciptanya organisasi ini dilatar belakangi oleh keinginan para pemuda untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial di lingkungannya.

Organisasi ini berdiri pada tanggal 26 September tahun 1980 di kampung Melayu, menjadi awal dari usaha para pemuda dalam menyejahterakan sosial di lingkungannya. Dalam hal ini hanya melingkupi desa atau kelurahan. Sejarah yang tercatat pada tanggal 26 September 1980 dituangkan dalam kepedulian yang ditorehkan pada berbagai macam kegiatan.

Intinya, kegiatan mereka ingin agar warga desanya memperoleh kesejahteraan sosial yang mereka perlukan. Sasaran kepedulian mereka diarahkan pada siapa saja, namun lebih ke arah generasi muda.

Dan dulu, karang taruna lebih terfokus pada generasi muda yang lahir dalam keluarga miskin atau setidaknya mengalami masalah sosial yang berat. Dengan niat membantu sesama dengan berbagai kegiatan pengisian waktu luang ini, mereka berharap generasi bangsa kita ini tidak memiliki kualitas rendah.

Semakin ke sini dan ke zaman kita sekarang, Karang Taruna semakin digemari. Sudah banyak muncul berbagai organisasi semacam ini di berbagai desa maupun kelurahan. Kegiatan mereka pun semakin menjadi banyak, tak cuma sebagai pengisi waktu luang.

Dari perkembangannya, kini tujuan dan tugasnya lebih mantap dibanding awal mula perkembangannya. Tapi, perkembangan organisasi pemuda dari dulu hingga sekarang tidak bisa dikatakan lancar-lancar saja. Misalnya pada tahun 1997 lalu, ada masalah yang menghambat membuat beberapa organisasi ini tidak bisa dilanjutkan, sebut saja berhenti lalu menghilang begitu saja. Tapi syukurlah masih ada yang bertahan, hingga sekarang istilah karang taruna masih terdengar di pendengaran. Ini membuktikan bahwa, Organisasi ini tidak bisa dihilangkan begitu saja dari lingkungan sosial kita.

Dahulu, para warga masih belum bisa memahami istilah ini dalam artian sebenarnya. Untuk menghindari kesalahan pemahaman, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Taruna. Dengan kedatangannya pengertian tepat dari Karang Taruna diharapkan tidak ada perbedaan pengertian lain.

 

C. Tujuan Karang Taruna

1. Membantu orang-orang tidak mampu secara finansial, dengan memberikan mereka pekerjaan.

Dalam hal ini karang taruna berperan pada perekonomian warganya. Mereka begitu membantu orang-orang yang tidak mampu,dengan memberikan pekerjaan. Sasaran pemberian bantuan lapangan kerja ini disasarkan pada mereka yang tak memiliki pekerjaan (tentunya), bahkan untuk kalian yang tidak memiliki pendidikan tinggi diakibatkan putus sekolah.

2. Menciptakan rasa tanggung jawab kepada sesama makhluk sosial yang tak bernasib baik dari kita.

Dengan keberadaan organisasi ini, para anggotanya mempunyai tugas untuk mengatasi segala macam masalah tersebut. Jadi dengan demikian, ketika suatu lingkungan tempat tinggal terdapat berbagai masalah sosial, masalahnya ada yang menyelesaikan, jadi tidak hanya didiamkan masalahnya lalu dibiarkan mengendap.

3. Meningkatkan kualitas para pemuda dan pemudi lewat aktivitas sosial yang dapat membantu kepribadian mereka menjadi lebih baik.

Dengan demikian kualitas generasi penerus bangsa tidak lagi mengecewakan, setidaknya ini lebih baik dibanding tanpa kehadirannya di kehidupan kita.

4. Menyelenggarakan berbagai acara yang bertujuan untuk membangun karakter jiwa muda yang membanggakan.

5. Menumbuhkan semangat kebersamaan, sosialisasi yang kuat antara satu warga dengan warga yang lain.

6. Mencegah segala hal-hal buruk terjadi, seperti masalah yang membuat kesejahteraan sosial berkurang.

7. Sebagai penyelenggara kegiatan peningkatan kewirausahaan Bagi para pemuda agar dalam kehidupannya lebih mengerti meski latar belakang hidup yang tidak mendukung. Setidaknya mereka memiliki tempat untuk belajar lewat berbagai kegiatan yang diciptakan organisasi ini.

8. Meningkatkan kualitas pendidikan warganya agar tidak mengalami keterbelakangan pendidikan.

9. Mewujudkan kehidupan sejahtera secara merata pada seluruh warga karang taruna.

Ini dibuktikan lewat berbagai macam kegiatan yang membangkitkan kualitas warga menjadi lebih baik lagi.

 

D. Tugas Pokok Karang Taruna

Secara bersama sama dengan Pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.


E. Fungsi Karang Taruna

1. Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial.
2. Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.
3. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda secara komprehensif, terpacu dan terarah serta berkesinambungan.
4. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya.

5. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda.

6. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik lndonesia.

7. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya.

8. Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

9. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya.

10. Penyelenggara Usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.


F. Anggota Karang Taruna

Anggota dari karang taruna digolongkan menjadi dua (2), yaitu:

1. Anggota Pasif

Anggota Pasif adalah keanggotaan yang bersifat stelsel pasif (Keanggotaan otomatis), yakni seluruh remaja dan pemuda yang berusia 11 s/d 45 tahun.

2. Anggota Aktif 

Anggota Aktif adalah keanggotaan yang bersifat kader, berusia 11 s/d 45 tahun dan selalu aktif mengikuti kegiatan Karang Taruna.

 

G. Kriteria Pengurus

Secara umum, untuk menjadi pengurus Karang Taruna seseorang harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945.

3. Berdomisili di wilayah tingkatannya yang dibuktikan dengan identitas resmi.

4. Memiliki kondisi jasmani dan rohani yang sehat.

5. Bertanggung jawab, berakhlak baik, dan mampu bekerja dengan timnya maupun dengan berbagai pihak.

6. Berusia minimal 17 tahun dan maksimal 45 tahun.

7. Mengetahui dan memahami aspek keorganisasian serta ke-Karang Taruna-an.

8. Peduli terhadap lingkungan masyarakatnya.

9. Berpendidikan minimal SLTA/sederajat untuk kepengurusan tingkat Kabupaten/Kota hingga nasional, minimal SLTP/sederajat untuk kepengurusan tingkat kecamatan, dan minimal lulusan SD/sederajat untuk tingkat Desa/Kelurahan atau komunitas sosial sederajat.


Pengurus Karang Taruna tingkat Desa/Kelurahan dipilih dan disahkan dalam Temu Karya Desa/Kelurahan. Pengurus Karang Taruna tingkat Desa/Kelurahan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah dan dilantik oleh Kepala Desa/Lurah setempat. Pengurus Karang Taruna tingkat Desa/Kelurahan selanjutnya berfungsi sebagai Pelaksana Organisasi dalam diwilayahnya. Karang Taruna tingkat Desa/Kelurahan atau komunitas sosial yang sederajat memiliki Pengurus minimal 35 Orang, masa bhakti 3 (Tiga) Tahun dengan struktur sekurang kurangnya terdiri dari:

  • Ketua;
  • Wakil Ketua;
  • Sekretaris;
  • Wakil Sekretaris;
  • Bendahara;
  • Wakil Bendahara
  • Seksi Pendidikan dan Pelatihan;
  • Seksi Usaha Kesejahteraan Sosial;
  • Seksi Kelompok Usaha Bersama;
  • Seksi Kerohanian dan Pembinaan Mental;
  • Seksi Olahraga dan Seni Budaya;
  • Seksi Lingkungan Hidup; 
  • Seksi Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan 

 


BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan

1. Karang Taruna lebih sering disebut sebagai organisasi kepemudaan Indonesia. Seperti pengertiannya, anggota dari Karang Taruna adalah orang-orang yang masih berjiwa muda. Kalau menurut Permensos No 77 tahun 2010 tentang Pedoman Karang Taruna, tertulis di sana anggotanya memiliki usia sekitar 13 sampai 45 tahun.

2. Terciptanya organisasi ini dilatar belakangi oleh keinginan para pemuda untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial di lingkungannya. Organisasi ini berdiri pada tanggal 26 September tahun 1980 di kampung Melayu.

3. Beberapa Tujuan dari organisasi karang taruna yaitu;

  • Menyelenggarakan berbagai acara yang bertujuan untuk membangun karakter jiwa muda yang membanggakan.
  • Menumbuhkan semangat kebersamaan, sosialisasi yang kuat antara satu warga dengan warga yang lain.
  • Mencegah segala hal-hal buruk terjadi, seperti masalah yang membuat kesejahteraan sosial berkurang.
  • Sebagai penyelenggara kegiatan peningkatan kewirausahaan Bagi para pemuda.
4. Organisasi karang taruna bersama dengan Pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.
5. Beberapa fungsi dari Organisasi karang taruna, yaitu:

  • Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial.
  • Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.
  • Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda secara komprehensif, terpacu dan terarah serta berkesinambungan.
  • Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya.
6. Anggota dari karang taruna digolongkan menjadi dua (2), yaitu: Anggota Pasif dan Anggota Aktif.
7. Untuk menjadi pengurus Karang Taruna seseorang harus memenuhi kriteria, tidak serta merta langsung masuk saja sebagai anggota.


B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah kami selanjutnya. Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan kita. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis pribadi. Aamiin.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Desa karangpakis. 2015. Pengertian, tujuan, tugas pokok dan fungsi karang taruna di desawisatakarangpakis.blogspot.com/2016/03/pengertian-tujuan-tugas-pokok-fungsi.html?m=1 (di akses pada tanggal 25 mei 2019)

Kementerian social republic indonesia. 2017. karang taruna di kemsos.go.id/content/profil-karang-taruna (di akses pada tanggal 25 mei 2019)

Updesa. Karang taruna, struktur dan apa program kerjanya di updesa.com/karang-taruna/#sejarah-karang-taruna (di akses pada tanggal 10 Juni 2019)

Wikipedia. Karang taruna di id.m.wikipedia.org/wiki/karang_taruna (di akses pada tanggal 25 mei 2019)

Makalah Bimbingan dan Konseling

MAKALAH

PROFESI KEGURUAN

“Bimbingan Dan Konseling”

Oleh:

KELOMPOK III

ASLIAH Z LABARAN (H0418502)

FILA DELFIA (H0418)

HILDAWATI (H0418321)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2020



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Bimbingan Dan Konseling” ini bisa terselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkan syafaatnya di dunia maupun di akhirat nanti. 

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Profesi Keguruan sebagai pengampunya yaitu Ibu Dr. Kartika Hajati, M.Pd. Materi dalam makalah ini bersumber dari gabungan buku-buku dan internet yang bisa dipercaya kebenarannya. 

Sebagai pemula makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karenanya kritik dan saran sangat dibutuhkan agar kesalahan-kesalahan dalam makalah ini dapat diperbaiki pada pembuatan makalah selanjutnya. Terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terkhusus bagi penulis sendiri.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Majene, 19 Maret 2020

Penulis        



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR    i

DAFTAR ISI    ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah    1

Rumusan Masalah    2

Tujuan Penulisan    2

BAB II   PEMBAHASAN

Pengertian dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling    3

Fungsi dan Tujuang Bimbingan Konseling    9

Asas-asas Bimbingan    .10

Bidang BK serta contoh- contoh praksinya    12

Jenis Layanan dan Kegiatan BK    17

Peranan Kepsek dalam program BK    21

Peranan Guru dan Guru BK dalam Bimbingan dan Konseling     22

BAB III  PENUTUP

Kesimpulan     24

Saran    25

DAFTAR PUSTAKA    26



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Bimbingan dapat diartikan suatu bagian integral dalam keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsi positif, bukan hanya suatu kekuatan kolektif. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli. Proses yang terpenting dalam pentingnya bimbingan adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak mengadakan penyesuaian terhadap situasi baru, mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan menerapkannya dalam situasi mendatang.

Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/ Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut klien, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyengkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Dengan demikian, pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikuler, dan bidang bimbingan dan konseling. pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan instruksional dengan mengabaikan bidang bimbingan konseling, hanya akan menghasilkan konseli yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian. 


B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling?

2. Apa Fungsi dan Tujuan dari Bimbingan Konseling?

3. Apa itu Asas-asas Bimbingan?

4. Apa itu Bidang BK serta contoh- contoh praksinya?

5. Apa saja Jenis Layanan dan Kegiatan BK?

6. Bagaimana Peranan Kepsek dalam program BK?

7. Bagaimana Peranan Guru dan Guru BK dalam Bimbingan dan Konseling?


C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling.

2. Untuk mengetahui Fungsi dan Tujuan dari Bimbingan Konseling.

3. Untuk mengetahui Asas-asas Bimbingan.

4. Untuk mengetahui Bidang BK serta contoh- contoh praksinya.

5. Untuk mengetahui Jenis Layanan dan Kegiatan BK.

6. Untuk mengetahui Peranan Kepsek dalam program BK.

7. Untuk mengetahui Peranan Guru dan Guru BK dalam Bimbingan dan Konseling



BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata, yaitu “bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diadopsi dari kata “conseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral.

a. Makna Bimbingan 

Menurut Shertzer dan Stone mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami dari dan lingkungannya. Dan menurut Rochman Natawidjaja mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada invidu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya.

Dari beberapa definisi para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan sama dengan pemberian bantuan kepada seseorang yang membutuhkan bantuan untuk membantu seseorang mengatasi masalahnya atau mengungkapkan kemempuan yang dimilikinya. Bimbingan juga dapat diartikan sebagai upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam rangka mencapai perkembangannya yang optimal. Bimbingan dapat diberikan kepada seseorang individu atau sekumpulan individu, ini berarti bahwa  bimbingan dapat diberikan secara individual juga diberikan secara kelompok. Bimbingan di berikan kepada siapa saja yang membutuhkan.

b. Makna konseling

Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “conseling” didalam kamus artinya dikaitkan dengan “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nashiat (to obtain consel), anjuran (to give counsel) dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti diatas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.

Menurut Tolbert, (dalam prayitno dan Amti 2004:101), konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan- kemampuan khusus yang dimikinya.dalam hal ini konseli di bantu untuk memahami diri sendiri, keadaanya sekarang, dan kemungkinan keadaanyamasa depan yang dapat ia ciptaka dengan memnggunaan potensiyang dimiliknya, demi untuk kesejateraan pribadi maupun masyarakat.


Dengan melihat uraian  tentang bimbingan dan konseling di atas, maka dapat dirumuskan, tentang pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) yaitu serangkaian kegiatan  berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli pada konseling dengan cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk mengatasi permasalahan yang di alami oleh konseli, dengan cara terus menerus dan sistematis.

2. Prinsip – prinsip Bimbingan dan Konseling

        Bimbingan konseling membutuhkan suatu prinsip atau aturan main dalam menjalankan program pelayanan bimbingan. Adapun rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan objek dalam pelayanan bimbingan yaitu:

a. Prinsip Umum

  • Bimbingan harus berpusat pada individu yang di bimbingnya.
  • Bimbingan diberikan kepada memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya. 
  • Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu yang dibimbing.
  • Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu.
  • Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu     yang dibimbing.
  • Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel.
  • Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
  • Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling dan pe;laksanaannya harus bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, seperti dokter psikiater, serta pihak-pihak yang terkait lainnnya.
  • Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan dan konseling, harus diadakan penilaian atau ekuivalensisecara teratur dan berkesinambungan.
b. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan Dengan Siswa

  • Pelayanan BK harus diberikan kepada semua siswa.
  • Harus ada kriteria untuk mengatur  prioritas pelayanan  bimbingan dan konseling kepada individu atau siswa.
  • Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat  pada siswa.
  • Pelayanan dan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan beragam dan luas.
  • Keputusan akhir dalam proses BK dibentuk oleh siswa sendiri.
  • Siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara berangsur-angsur dapat menolong dirinya sendiri.

c. Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Pembimbing

  • Konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
  • Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan pengalaman, dan kemampuan.
  • Sebagai tuntutan profesi, pembimbing atau konselor harus senantiasa berusaha mengembangkan dirinya dan keahliannya melalui berbagai kegiatan.
  • Konselor hendaknya selalu mempergunakan berbagai informasi yang tersedia tentang siswa yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan yang membantu innsividu yang bersangkutan kearah penyesuaian diri yang lebih baik. 
  • Konselorharus menghormati, menjaga kerahasiaan informasi tentang siswa yang dibimbingnya.
  • Konselor harus melaksanakan tugasnya hendaknya mempergunakan berbagai metode yang sama.
d. Prinsip yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi (Manajemen) Pelayanan Bimbingan Konseling

  • Bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
  • Pelaksanaan bimbingan dan konseling ada di kartu pribadi (commulative record) bagi setiap siswa.
  • program pelayanan bimbingan dan konseling harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
  • Harus ada pembagian waktu antar pembimbing, sehingga masing-masing pembimbing mendapat kesempatan yang sama dalam memberikan bimbingan dan konseling.
  • Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu atau kelompok sesuai dengan masalah yang dipecahkan dan metode yang dipergunakan dalam mememcahkan masalah terkait.
  • Dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, sekolah dan madrasah harus bekerja sama dengan berbagai pihak.
  • Kepala sekolah atau madrasah merupakan penanggung jawab utama dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.


Prayitno dan Erman Amti (1999) mengklasifikasikan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling ke dalam empat bagian, yaitu: 

a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan

  • Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi. 
  • Bimbingan dan konseling berurusan denganpribadi dan tingkah laku individu  yang  unik dan dinamis.
  • Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap berbagai aspek perkembangan individu.
  • Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan  individual  yang menjadi orientasi pokok pelayanan.
b. Prinsip yang berkenaan dengan pemasalahan individu

  • Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi  mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi  mental  dan fisik individu.
  • Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada individu yang semuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Prinsip yang berkenaan dengan program layanan

  • Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan induvidu; oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
  • Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
  • Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
d. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan  pelaksanaan pelayanan

  • Bimbingan dan konseling harus mengarahkan individu mampu menyelesaikan permasalahan pribadi.
  • Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu harusnyan atas kemauan individu sendiri, bukan karena desakan atau kemauan orang lain.
  • Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli daa bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
  • Kerja sama antara pembimbing dengan guru lain dan orang tua meentukan hasil pelayanan pembimbingan.
  • Pengembangan program layanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.


B. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Konseling

1. Fungsi Bimbingan dan Konseling

     Adapun fungsi dari Bimbingan dan Konseling yaitu;

a. Fungsi pemahaman.

Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhaadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya ( pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).

b. Fungsi preventif

Fungsi preventif yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senang tiasa mengantisipasi berbagaia masalah yang mungkin terjadi dan berupah untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.

c. Fungsi pengembangan.

Fungsi pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakanlinkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.

d. Fungsi adaptasi

Fungsi adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah/Madrasah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.

e. Fungsi penyembuhan.

Fungsi penyembuhan yaitu fungsi bimbingan dan konseling  yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karier.

2. Tujuan Bimbingan dan konseling

     Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu untuk memperkenalkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan  dan predisposisi yang dimilikinya ( seperti kemampuan dasar dan bakat- bakatnya), berbagai latar belakang yang ada ( seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.

     Adapun tujuan khusus bimbingan dan konseling disekolah antara lain adalah sebagai berikut:

a. Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecapakan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.

b. Membantu siswa- siswi untuk mengembangkan motif- motif dalam belajar, hingga tercpai kemajuan pengajaran yang berarti.

c. Memberikan dorongan dalam pengarahan dini, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dn keterlibatan diri dalam proses pendidikan.

d. Membantu siswa-siswi untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.

e. Membantu siswa- siswi untuk hidup didalam kehiduoan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.


C. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayetno (2009:115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri handayani. Adapun penjelasan mengenai asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Asas Kerahasiaan

     Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.

2. Asas Kesukarelaan.

Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada diri siswa atau klien, maka sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta bimbingan. 

3. Asas Keterbukaan

Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dalam suasana keterbukaan. Baik klien maupun konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya sekadar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi dalam hal ini lebih penting dari masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud. 

4. Asas Kekinian 

Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang akan dialami masa mendatang. Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan kepentingan klien dari pada yang lain. 

5. Asas Kemandirian.

Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan sampai orang yang dibimbing itu menjadi tergantung kepada orang lain, khususnya para pembimbing/konselor.

6. Asas Kegiatan

Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih oleh individu yang bersangkutan.

7. Asas Kedinamisan

Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju.


D. Bidang Bimbingan dan Konseling

Istilah bidang bimbingan dan konseling merujuk pada kehidupan tertentu atau aspek perkembangan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Bidang bimbingan dan konseling dibagi ke dalam enam bidang, yaitu meliputi:

1. Bidang pribadi

yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik. Bidang bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mengenal diri sendiri agar dapat menjadi pribadi yang baik dan dapat mengambil keputusan tentang dirinya sendiri. Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

Contoh: pengembangannya dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, misalnya mengadakan pentas seni dan sebagainya. Serta mengadakan beberapa kegiatan ekstrakurikuler agar siswa bisa mengekspresikan kemampuan mereka.

Adapun Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut:

a. Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 

b. Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari. 

c. Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif. 

d. Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha penanggulangannya. 

e. Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan mengarahkan diri.  

f. Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah. 

g. Pengembangan kemamapuan untuk mengarahkan diri sesuai keputusan yang telah diambilnya. 

2. Bidang social

yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik memahami diri kaitannya dengan interaksi dirinya dengan  lingkungan dan etika yang didasari dengan budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial.

Contoh: mengadakan pertemuan/seminar tentang cara bergaul serta membuat kegiatan di masyarakat (misalnya tiap hari jumat guru mengarahkan siswa bersih-bersih disekitaran Masjid.

Adapun Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:

a. Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.

b. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang berlaku.

c.  Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif dengan teman sebaya.

d.  Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan serta kesedaran untuk melaksanakannya.

e. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis kreatif dan produktif.

f. Orientasi tentang hidup berkeluarga. 

3. Bidang belajar

Yaitu bidang pelayanan yang membantu individu mengembangkan  kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan/atau dalam rangka menguasai sesuatu kecakapan dan keterampilan tertentu, serta belajar secara mandiri. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik dalam mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan program belajar di sekolah.

Contohnya: Guru mengadakan semacam kursus

Adapun Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut:

a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan keterampilan belajar dan menjalani program penilaian. 

b. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun kelompok. 

c. Orientasi belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. 

d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemamapuan serta pengembangan pribadi.

4. Bidang karir

Yaitu bidang pelayanan yang membantu individu dalam memahami menilai, mencari dan menetapkan pilihan serta mengambil keputusan berkenaan dengan karir tertentu, baik karir di masa depan maupun karir yang sedang dijalaninya. Bidang bimbingan karir juga memungkinkan guru BK dalam membekali individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik mengenal dunia kerja agar dapat menentukan kemana selanjutnya mereka akan melangkah setelah lulus dan mengetahui potensi diri yang dimiliki agar dapat diterapkan dengan kehidupannya serta dapat membaca peluang karier yang tersedia di lingkungan sekitarnya.

Contoh: guru mengadakan kegiatan kewirausahaan, didalamnya siswa diajar bagaimana cara memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta bagaimana cara mengembangkannya.

Adapun Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:

a. Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

b. Pengenalan, orientasi dan informasi karier pada umumnya secara sederhana. 

c. Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan. 

d. Orientasi dan informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan karier yang hendak dikembangkan. 

5. Bidang kehidupan berkeluarga

Yaitu bidang pelayanan yang membantu individu agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia. Bimbingan keluarga juga diharapkan membantu individu yang akan berkeluarga dalam memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga. Juga diharapkan dengan bimbingan ini semua anggota keluarga berbagi strategi dan teknik berkeluarga yang sukses, harmonis dan bahagia.

Contoh: guru menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan keluarga, disini guru meembimbing bagaiamana cara menyelesaikan masakah dengan tanpa emosional dan egois dengan cara memberi pemahaman kepada siswa bahwa emosi tidak akan menyelesaikan masalah.

6. Bidang kehidupan beragama  

  Yaitu bidang pelayanan yang membantu indvidu agar mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan beragama dan membentuk pribadi-pribadi yang kokoh dan keimanan yang mantap. Contohnya: setiap minggu dilakukan kajian-kajian ilmu agama, melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah atau Madrasah (misalnya Maulid Nabi Muhammad SAW, dll)


Meskipun bidang pelayanan bimbingan dan konseling mancakup enam bidang, namun untuk pelaksanaan di sekolah bidang bimbingannya tetap empat yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir.


E. Jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling

1. Layanan Orientasi

Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu. Layanan ini dapat dilakukan secara individu atau kelompok, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang asing. Dalam kondisi tersebut individu akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi. Ketidak mampuan bersosialisasi juga menimbulkan perilaku mal adaptif (perilku menyimpang) bagi individu. Layanan orientasi berusaha menjembatani kesenjangan antara individu dengan suasana atupun objek-objek baru. Layanan orientasi bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi  untuk pencegahan dan pemahaman.

2. Layanan Informasi

merupakan layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti: informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Layanan informasi dapat diberikan secara individu atau kelompok. Misalnya bagi seorang individu yang membutuhkan informasi khusus dalam menangani kesulitan belajar atau bersosial. Untuk layanan informasi kelompok misalnya tentang informasi perguruan tinggi, kesehatan, dll. Secara lebih rinci isi layanan informasi pada sekolah dasar atau madrasah adalah.

a. informasi tentang perkembangan diri,

b. informasi tentang hubungan pribadi, sosial, nilai-nilai dan moral,

c. informasi tentang pendidikan kegiatan belajar,

d. informasi tentang dunia karir,

e. informasi tentang sosial budaya,

f. informasi tentang agama.

Adapun Tujuan  layanan informasi adalah membantu  peserta didik  agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi  untuk pencegahan dan pemahaman.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan Penempatan dan Penyaluran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler. Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi untuk membantu siswa dalam memperoleh kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.

Siswa memerlukan bantuan konselor untuk mengembangkan potensi mereka. Sebab mayoritas siswa masih belum memahami minat bakat yang mereka miliki. Penempatan dan penyaluran siswa disekolah meliputi:

a. layanan penempatan di kelas,

b. penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar,

c. penempatan dan penyaluran kedalam kegiatan ektrakurikuler,

d. penempatan dan penyaluran ke jurusan/program studi,

e. penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan.

Jika orangtua, guru, dan konselor memberikan layanan penempatan dan penyaluran secara matang dan kompak, maka seorang siswa akan mengalami perkembangan pada jalur yang sesuai dan tepat.

4. Layanan Konseling Individu

merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan  layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi. Layanan konseling individu dilakukan untuk membantu siswa yang memiliki masalah pribadi.

Materi yang dibahas pada layanan konseling individu tidak terbatas sebab masalah setiap individu berbeda-beda misalnya dalam segi ekonomi, sosial, belajar dan karir.

Pelaksanaan layanan konseling individu sama dengan layanan yang lain, yaitu menempuh tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil, tindak lanjut dan laporan.

5. Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan Bimbingan Kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui  dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui  dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan

Layanan bimbingan kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang. Tujuan layanan ini yaitu untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomuniakasi (verbal maupun non verbal) siswa. Topik pembahasan biasanya diberikan oleh pembiming (pimpinan kelompok) atau bisa ditentukan sendiri secara bebas oleh anggota kelompok. Untuk jumlah ideal anggota kelompok yaitu 8-10 orang agar efektif dan efisien.

6. Layanan Konseling Kelompok

Layanan Konseling Kelompok merupakan layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi

Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

7. Layanan Penguasaan Konten

Layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada individu maupun kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Dengan penguasaan konten, siswa diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya dan berguna untuk menambah wawasan, mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara-cara tertentu. Oleh sebab itu, konselor harus secara aktif menyajikan bahan, memotivasi dan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif mengikuti materi dan kegiatan pelayanan. Kegiatan layanan penguasaan kontek melalui teknik-teknik yaitu:

a. penyajian materi pokok,

b. tanya jawab dan diskusi,

c. kegiatan lanjutan seperti diskusi kelompok, penugasan, dll.

8. Layanan Pembelajaran

Layanan Pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan  dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.  Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan. Layanan pembelajaran ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan ini diberikan secara individu atau pun kelompok yang memiliki masalah yang sama.

9. Layanan Konsultasi

Layanan konsultasi dilaksanakan oleh konselor (pembimbing) terhadap seorang pelanggan (konsulti) yang memungkinkanya memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakanya dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga. Di lingkungan sekolah atau madrasah yang bisa menjadi konsulti adalah kepala sekolah atau kepala madrasah, guru-guru, dan orang tua siswa.

Masalah yang dikonsultasikan mencangkup berbagai hal yang dialami pihak ketiga dalam kehidupan sehai-hari terutama menyangkut statusnya sebagai siswa baik disekolah atau madrasah maupun dirumah serta di lingkunganya. Isi layanan konsultasi dapat menyangkut berbagai bidang kehidupan yang luas yang dialami oleh individu (pihak ketiga). Terhadap siswa di sekolah dan madrasah, masalah-masalah yang dikonsultasikan hendaknya lebih di prioritaskan pada hal-hal yang berkaitan dengan status siswa sebagai pelajar.

Perlu diingat bahwa semua penanganan layanan diatas, guru BK sebaiknya bekerja sama dengan guru, TU, dan tenaga lain yang terkait. 


F. Peranan Kepala sekolah dalam Program BK dan Contoh-contoh Praksisnya

Peranan kepsek dalam program BK Adalah sebagai supervisor, kepala  sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan program-program penilaian dan perbaikan atau peningkatan layanan bimbingan dan konseling. contoh-contoh praksinya, yaitu:

1. Menyediakan fasilitas untuk keperluan penyelenggaraan bimbingan.

2. Memilih dan menentukan para penyuluh (counselor).

3. Mengembangkan sikap–sikap yang favorable diantara para guru, murid dan orangtua murid/masyarakat terhadap program bimbingan.

4. Menyusun rencan untuk mengumpul dan memperluas informasi tentang pekerjaan/jabatan.

5. Merencanakan waktu (jadwal)untuk kegiatan bimbingan.

6. Merencanakan proram untuk mewawancai murid dengan tidak menggangu jalanya jadwal pelajaran sehari-hari.


G. Peranan Guru dan Guru BK dalam Bimbingan dan Konseling serta Contoh-contoh Praksisnya

Peranan guru dan guru BK adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa, peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efesien pelayan bimbingan dan konseling disekolah. Selanjutnya pendekatan kepada siswa harus manusiawi, religius , bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur. asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Contoh-contoh praksisnya:

1. Membantu  memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.

2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling,serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.

3. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor.

4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor yaitu siswa yang menuntut guru memerlukan pelayanan pengajar/latihan khusus (seperti pengajaran /latihan perbaikan ,program pengayaan).

5. Membantu mengembangkan suasana kelas hubungan guru siswa dan dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.

6. Memberikan kesempatan dan  kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani  layanan/kegiatan yang dimaksudkan. 

7. Berpatisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus.

8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutanya.



BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan

Bimbingan dan Konseling (BK) yaitu serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli pada konseling dengan cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk mengatasi permasalahan yang di alami oleh konseli, dengan cara terus menerus dan sistematis. Bimbingan konseling membutuhkan suatu prinsip atau aturan main dalam menjalankan program pelayanan bimbingan. Adapun rumusan prinsip yaitu: Prinsip umum, prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan Siswa, prinsip khusus yang Berhubungan dengan Pembimbing dan Prinsip yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi (Manajemen) Pelayanan Bimbingan Konseling.

Adapun fungsi dari Bimbingan dan Konseling yaitu; Fungsi pemahaman. Fungsi preventif, Fungsi pengembangan. Fungsi adaptasi, Fungsi penyembuhan. Tujuan Bimbingan dan konseling. Adapun tujuan khusus bimbingan dan konseling disekolah antara lain adalah sebagai berikut:

  • Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecapakan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.
  • Membantu siswa- siswi untuk mengembangkan motif- motif dalam belajar, hingga tercpai kemajuan pengajaran yang berarti.
  • Memberikan dorongan dalam pengarahan dini, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dn keterlibatan diri dalam proses pendidikan.

  • Membantu siswa-siswi untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.

  • Membantu siswa-siswi untuk hidup didalam kehiduoan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.


B. Saran

    Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah kami selanjutnya.

    Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan kita, tentang Bimbingan dan Konseling.

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis pribadi. Aamiin.



DAFTAR PUSTAKA


Maulinda P, Eka. 2017. Apa Saja sih Sembilan Jenis Layanan BK di Sekolah atau Madrasah? Di www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/ekamaulindah/Apa-Saja-sih -Sembilan-Jenis-Layanan-bk-di-Sekolah-atau-Madrasah_58eae07f939773ef56379e36 (di akses pada 20 maret 2020)

Poetri Nabil, Lukman. 2013. Modul 5 Teori dan Praksis Bimbingan dan Konseling di https://id.scribd.com/doc/171109153/Modul-5-Teori-Dan-Praksis-Bimbingan-Dan-Konseling (di akses pada 20 maret 2020)

Ubaidillah, Azwar. Bidang Pelayanan BK di https://azwarubaidillah.wordpress.com/bimbingan-dan-konseling/bidang-pelayanan-bk/ (di akses pada 22 maret 2020)