Senin, 02 November 2020

Makalah Bimbingan dan Konseling

MAKALAH

PROFESI KEGURUAN

“Bimbingan Dan Konseling”

Oleh:

KELOMPOK III

ASLIAH Z LABARAN (H0418502)

FILA DELFIA (H0418)

HILDAWATI (H0418321)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2020



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Bimbingan Dan Konseling” ini bisa terselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkan syafaatnya di dunia maupun di akhirat nanti. 

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Profesi Keguruan sebagai pengampunya yaitu Ibu Dr. Kartika Hajati, M.Pd. Materi dalam makalah ini bersumber dari gabungan buku-buku dan internet yang bisa dipercaya kebenarannya. 

Sebagai pemula makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karenanya kritik dan saran sangat dibutuhkan agar kesalahan-kesalahan dalam makalah ini dapat diperbaiki pada pembuatan makalah selanjutnya. Terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terkhusus bagi penulis sendiri.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Majene, 19 Maret 2020

Penulis        



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR    i

DAFTAR ISI    ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah    1

Rumusan Masalah    2

Tujuan Penulisan    2

BAB II   PEMBAHASAN

Pengertian dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling    3

Fungsi dan Tujuang Bimbingan Konseling    9

Asas-asas Bimbingan    .10

Bidang BK serta contoh- contoh praksinya    12

Jenis Layanan dan Kegiatan BK    17

Peranan Kepsek dalam program BK    21

Peranan Guru dan Guru BK dalam Bimbingan dan Konseling     22

BAB III  PENUTUP

Kesimpulan     24

Saran    25

DAFTAR PUSTAKA    26



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Bimbingan dapat diartikan suatu bagian integral dalam keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsi positif, bukan hanya suatu kekuatan kolektif. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli. Proses yang terpenting dalam pentingnya bimbingan adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak mengadakan penyesuaian terhadap situasi baru, mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan menerapkannya dalam situasi mendatang.

Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/ Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut klien, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyengkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Dengan demikian, pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikuler, dan bidang bimbingan dan konseling. pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan instruksional dengan mengabaikan bidang bimbingan konseling, hanya akan menghasilkan konseli yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian. 


B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling?

2. Apa Fungsi dan Tujuan dari Bimbingan Konseling?

3. Apa itu Asas-asas Bimbingan?

4. Apa itu Bidang BK serta contoh- contoh praksinya?

5. Apa saja Jenis Layanan dan Kegiatan BK?

6. Bagaimana Peranan Kepsek dalam program BK?

7. Bagaimana Peranan Guru dan Guru BK dalam Bimbingan dan Konseling?


C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling.

2. Untuk mengetahui Fungsi dan Tujuan dari Bimbingan Konseling.

3. Untuk mengetahui Asas-asas Bimbingan.

4. Untuk mengetahui Bidang BK serta contoh- contoh praksinya.

5. Untuk mengetahui Jenis Layanan dan Kegiatan BK.

6. Untuk mengetahui Peranan Kepsek dalam program BK.

7. Untuk mengetahui Peranan Guru dan Guru BK dalam Bimbingan dan Konseling



BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian dan Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata, yaitu “bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diadopsi dari kata “conseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral.

a. Makna Bimbingan 

Menurut Shertzer dan Stone mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami dari dan lingkungannya. Dan menurut Rochman Natawidjaja mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada invidu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya.

Dari beberapa definisi para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan sama dengan pemberian bantuan kepada seseorang yang membutuhkan bantuan untuk membantu seseorang mengatasi masalahnya atau mengungkapkan kemempuan yang dimilikinya. Bimbingan juga dapat diartikan sebagai upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam rangka mencapai perkembangannya yang optimal. Bimbingan dapat diberikan kepada seseorang individu atau sekumpulan individu, ini berarti bahwa  bimbingan dapat diberikan secara individual juga diberikan secara kelompok. Bimbingan di berikan kepada siapa saja yang membutuhkan.

b. Makna konseling

Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “conseling” didalam kamus artinya dikaitkan dengan “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nashiat (to obtain consel), anjuran (to give counsel) dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti diatas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.

Menurut Tolbert, (dalam prayitno dan Amti 2004:101), konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan- kemampuan khusus yang dimikinya.dalam hal ini konseli di bantu untuk memahami diri sendiri, keadaanya sekarang, dan kemungkinan keadaanyamasa depan yang dapat ia ciptaka dengan memnggunaan potensiyang dimiliknya, demi untuk kesejateraan pribadi maupun masyarakat.


Dengan melihat uraian  tentang bimbingan dan konseling di atas, maka dapat dirumuskan, tentang pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) yaitu serangkaian kegiatan  berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli pada konseling dengan cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk mengatasi permasalahan yang di alami oleh konseli, dengan cara terus menerus dan sistematis.

2. Prinsip – prinsip Bimbingan dan Konseling

        Bimbingan konseling membutuhkan suatu prinsip atau aturan main dalam menjalankan program pelayanan bimbingan. Adapun rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan objek dalam pelayanan bimbingan yaitu:

a. Prinsip Umum

  • Bimbingan harus berpusat pada individu yang di bimbingnya.
  • Bimbingan diberikan kepada memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya. 
  • Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu yang dibimbing.
  • Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu.
  • Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu     yang dibimbing.
  • Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel.
  • Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
  • Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling dan pe;laksanaannya harus bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, seperti dokter psikiater, serta pihak-pihak yang terkait lainnnya.
  • Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan dan konseling, harus diadakan penilaian atau ekuivalensisecara teratur dan berkesinambungan.
b. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan Dengan Siswa

  • Pelayanan BK harus diberikan kepada semua siswa.
  • Harus ada kriteria untuk mengatur  prioritas pelayanan  bimbingan dan konseling kepada individu atau siswa.
  • Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat  pada siswa.
  • Pelayanan dan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan beragam dan luas.
  • Keputusan akhir dalam proses BK dibentuk oleh siswa sendiri.
  • Siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara berangsur-angsur dapat menolong dirinya sendiri.

c. Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Pembimbing

  • Konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
  • Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan pengalaman, dan kemampuan.
  • Sebagai tuntutan profesi, pembimbing atau konselor harus senantiasa berusaha mengembangkan dirinya dan keahliannya melalui berbagai kegiatan.
  • Konselor hendaknya selalu mempergunakan berbagai informasi yang tersedia tentang siswa yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan yang membantu innsividu yang bersangkutan kearah penyesuaian diri yang lebih baik. 
  • Konselorharus menghormati, menjaga kerahasiaan informasi tentang siswa yang dibimbingnya.
  • Konselor harus melaksanakan tugasnya hendaknya mempergunakan berbagai metode yang sama.
d. Prinsip yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi (Manajemen) Pelayanan Bimbingan Konseling

  • Bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
  • Pelaksanaan bimbingan dan konseling ada di kartu pribadi (commulative record) bagi setiap siswa.
  • program pelayanan bimbingan dan konseling harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
  • Harus ada pembagian waktu antar pembimbing, sehingga masing-masing pembimbing mendapat kesempatan yang sama dalam memberikan bimbingan dan konseling.
  • Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu atau kelompok sesuai dengan masalah yang dipecahkan dan metode yang dipergunakan dalam mememcahkan masalah terkait.
  • Dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, sekolah dan madrasah harus bekerja sama dengan berbagai pihak.
  • Kepala sekolah atau madrasah merupakan penanggung jawab utama dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.


Prayitno dan Erman Amti (1999) mengklasifikasikan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling ke dalam empat bagian, yaitu: 

a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan

  • Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi. 
  • Bimbingan dan konseling berurusan denganpribadi dan tingkah laku individu  yang  unik dan dinamis.
  • Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap berbagai aspek perkembangan individu.
  • Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan  individual  yang menjadi orientasi pokok pelayanan.
b. Prinsip yang berkenaan dengan pemasalahan individu

  • Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi  mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi  mental  dan fisik individu.
  • Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada individu yang semuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Prinsip yang berkenaan dengan program layanan

  • Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan induvidu; oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
  • Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
  • Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
d. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan  pelaksanaan pelayanan

  • Bimbingan dan konseling harus mengarahkan individu mampu menyelesaikan permasalahan pribadi.
  • Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu harusnyan atas kemauan individu sendiri, bukan karena desakan atau kemauan orang lain.
  • Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli daa bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
  • Kerja sama antara pembimbing dengan guru lain dan orang tua meentukan hasil pelayanan pembimbingan.
  • Pengembangan program layanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.


B. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Konseling

1. Fungsi Bimbingan dan Konseling

     Adapun fungsi dari Bimbingan dan Konseling yaitu;

a. Fungsi pemahaman.

Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhaadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya ( pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).

b. Fungsi preventif

Fungsi preventif yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senang tiasa mengantisipasi berbagaia masalah yang mungkin terjadi dan berupah untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.

c. Fungsi pengembangan.

Fungsi pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakanlinkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.

d. Fungsi adaptasi

Fungsi adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah/Madrasah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.

e. Fungsi penyembuhan.

Fungsi penyembuhan yaitu fungsi bimbingan dan konseling  yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karier.

2. Tujuan Bimbingan dan konseling

     Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu untuk memperkenalkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan  dan predisposisi yang dimilikinya ( seperti kemampuan dasar dan bakat- bakatnya), berbagai latar belakang yang ada ( seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.

     Adapun tujuan khusus bimbingan dan konseling disekolah antara lain adalah sebagai berikut:

a. Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecapakan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.

b. Membantu siswa- siswi untuk mengembangkan motif- motif dalam belajar, hingga tercpai kemajuan pengajaran yang berarti.

c. Memberikan dorongan dalam pengarahan dini, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dn keterlibatan diri dalam proses pendidikan.

d. Membantu siswa-siswi untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.

e. Membantu siswa- siswi untuk hidup didalam kehiduoan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.


C. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayetno (2009:115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri handayani. Adapun penjelasan mengenai asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Asas Kerahasiaan

     Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.

2. Asas Kesukarelaan.

Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada diri siswa atau klien, maka sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta bimbingan. 

3. Asas Keterbukaan

Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dalam suasana keterbukaan. Baik klien maupun konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya sekadar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi dalam hal ini lebih penting dari masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud. 

4. Asas Kekinian 

Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang akan dialami masa mendatang. Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan kepentingan klien dari pada yang lain. 

5. Asas Kemandirian.

Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan sampai orang yang dibimbing itu menjadi tergantung kepada orang lain, khususnya para pembimbing/konselor.

6. Asas Kegiatan

Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih oleh individu yang bersangkutan.

7. Asas Kedinamisan

Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju.


D. Bidang Bimbingan dan Konseling

Istilah bidang bimbingan dan konseling merujuk pada kehidupan tertentu atau aspek perkembangan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Bidang bimbingan dan konseling dibagi ke dalam enam bidang, yaitu meliputi:

1. Bidang pribadi

yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik. Bidang bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mengenal diri sendiri agar dapat menjadi pribadi yang baik dan dapat mengambil keputusan tentang dirinya sendiri. Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

Contoh: pengembangannya dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, misalnya mengadakan pentas seni dan sebagainya. Serta mengadakan beberapa kegiatan ekstrakurikuler agar siswa bisa mengekspresikan kemampuan mereka.

Adapun Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut:

a. Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 

b. Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari. 

c. Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif. 

d. Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha penanggulangannya. 

e. Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan mengarahkan diri.  

f. Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah. 

g. Pengembangan kemamapuan untuk mengarahkan diri sesuai keputusan yang telah diambilnya. 

2. Bidang social

yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik memahami diri kaitannya dengan interaksi dirinya dengan  lingkungan dan etika yang didasari dengan budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial.

Contoh: mengadakan pertemuan/seminar tentang cara bergaul serta membuat kegiatan di masyarakat (misalnya tiap hari jumat guru mengarahkan siswa bersih-bersih disekitaran Masjid.

Adapun Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:

a. Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.

b. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang berlaku.

c.  Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif dengan teman sebaya.

d.  Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan serta kesedaran untuk melaksanakannya.

e. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis kreatif dan produktif.

f. Orientasi tentang hidup berkeluarga. 

3. Bidang belajar

Yaitu bidang pelayanan yang membantu individu mengembangkan  kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan/atau dalam rangka menguasai sesuatu kecakapan dan keterampilan tertentu, serta belajar secara mandiri. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik dalam mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan program belajar di sekolah.

Contohnya: Guru mengadakan semacam kursus

Adapun Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut:

a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan keterampilan belajar dan menjalani program penilaian. 

b. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun kelompok. 

c. Orientasi belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. 

d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemamapuan serta pengembangan pribadi.

4. Bidang karir

Yaitu bidang pelayanan yang membantu individu dalam memahami menilai, mencari dan menetapkan pilihan serta mengambil keputusan berkenaan dengan karir tertentu, baik karir di masa depan maupun karir yang sedang dijalaninya. Bidang bimbingan karir juga memungkinkan guru BK dalam membekali individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik mengenal dunia kerja agar dapat menentukan kemana selanjutnya mereka akan melangkah setelah lulus dan mengetahui potensi diri yang dimiliki agar dapat diterapkan dengan kehidupannya serta dapat membaca peluang karier yang tersedia di lingkungan sekitarnya.

Contoh: guru mengadakan kegiatan kewirausahaan, didalamnya siswa diajar bagaimana cara memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta bagaimana cara mengembangkannya.

Adapun Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:

a. Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

b. Pengenalan, orientasi dan informasi karier pada umumnya secara sederhana. 

c. Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan. 

d. Orientasi dan informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan karier yang hendak dikembangkan. 

5. Bidang kehidupan berkeluarga

Yaitu bidang pelayanan yang membantu individu agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia. Bimbingan keluarga juga diharapkan membantu individu yang akan berkeluarga dalam memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga. Juga diharapkan dengan bimbingan ini semua anggota keluarga berbagi strategi dan teknik berkeluarga yang sukses, harmonis dan bahagia.

Contoh: guru menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan keluarga, disini guru meembimbing bagaiamana cara menyelesaikan masakah dengan tanpa emosional dan egois dengan cara memberi pemahaman kepada siswa bahwa emosi tidak akan menyelesaikan masalah.

6. Bidang kehidupan beragama  

  Yaitu bidang pelayanan yang membantu indvidu agar mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan beragama dan membentuk pribadi-pribadi yang kokoh dan keimanan yang mantap. Contohnya: setiap minggu dilakukan kajian-kajian ilmu agama, melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah atau Madrasah (misalnya Maulid Nabi Muhammad SAW, dll)


Meskipun bidang pelayanan bimbingan dan konseling mancakup enam bidang, namun untuk pelaksanaan di sekolah bidang bimbingannya tetap empat yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir.


E. Jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling

1. Layanan Orientasi

Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu. Layanan ini dapat dilakukan secara individu atau kelompok, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang asing. Dalam kondisi tersebut individu akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi. Ketidak mampuan bersosialisasi juga menimbulkan perilaku mal adaptif (perilku menyimpang) bagi individu. Layanan orientasi berusaha menjembatani kesenjangan antara individu dengan suasana atupun objek-objek baru. Layanan orientasi bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi  untuk pencegahan dan pemahaman.

2. Layanan Informasi

merupakan layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti: informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Layanan informasi dapat diberikan secara individu atau kelompok. Misalnya bagi seorang individu yang membutuhkan informasi khusus dalam menangani kesulitan belajar atau bersosial. Untuk layanan informasi kelompok misalnya tentang informasi perguruan tinggi, kesehatan, dll. Secara lebih rinci isi layanan informasi pada sekolah dasar atau madrasah adalah.

a. informasi tentang perkembangan diri,

b. informasi tentang hubungan pribadi, sosial, nilai-nilai dan moral,

c. informasi tentang pendidikan kegiatan belajar,

d. informasi tentang dunia karir,

e. informasi tentang sosial budaya,

f. informasi tentang agama.

Adapun Tujuan  layanan informasi adalah membantu  peserta didik  agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi  untuk pencegahan dan pemahaman.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan Penempatan dan Penyaluran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler. Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi untuk membantu siswa dalam memperoleh kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.

Siswa memerlukan bantuan konselor untuk mengembangkan potensi mereka. Sebab mayoritas siswa masih belum memahami minat bakat yang mereka miliki. Penempatan dan penyaluran siswa disekolah meliputi:

a. layanan penempatan di kelas,

b. penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar,

c. penempatan dan penyaluran kedalam kegiatan ektrakurikuler,

d. penempatan dan penyaluran ke jurusan/program studi,

e. penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan.

Jika orangtua, guru, dan konselor memberikan layanan penempatan dan penyaluran secara matang dan kompak, maka seorang siswa akan mengalami perkembangan pada jalur yang sesuai dan tepat.

4. Layanan Konseling Individu

merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan  layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi. Layanan konseling individu dilakukan untuk membantu siswa yang memiliki masalah pribadi.

Materi yang dibahas pada layanan konseling individu tidak terbatas sebab masalah setiap individu berbeda-beda misalnya dalam segi ekonomi, sosial, belajar dan karir.

Pelaksanaan layanan konseling individu sama dengan layanan yang lain, yaitu menempuh tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil, tindak lanjut dan laporan.

5. Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan Bimbingan Kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui  dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui  dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan

Layanan bimbingan kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang. Tujuan layanan ini yaitu untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomuniakasi (verbal maupun non verbal) siswa. Topik pembahasan biasanya diberikan oleh pembiming (pimpinan kelompok) atau bisa ditentukan sendiri secara bebas oleh anggota kelompok. Untuk jumlah ideal anggota kelompok yaitu 8-10 orang agar efektif dan efisien.

6. Layanan Konseling Kelompok

Layanan Konseling Kelompok merupakan layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi

Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

7. Layanan Penguasaan Konten

Layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada individu maupun kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Dengan penguasaan konten, siswa diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya dan berguna untuk menambah wawasan, mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara-cara tertentu. Oleh sebab itu, konselor harus secara aktif menyajikan bahan, memotivasi dan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif mengikuti materi dan kegiatan pelayanan. Kegiatan layanan penguasaan kontek melalui teknik-teknik yaitu:

a. penyajian materi pokok,

b. tanya jawab dan diskusi,

c. kegiatan lanjutan seperti diskusi kelompok, penugasan, dll.

8. Layanan Pembelajaran

Layanan Pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan  dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.  Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan. Layanan pembelajaran ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan ini diberikan secara individu atau pun kelompok yang memiliki masalah yang sama.

9. Layanan Konsultasi

Layanan konsultasi dilaksanakan oleh konselor (pembimbing) terhadap seorang pelanggan (konsulti) yang memungkinkanya memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakanya dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga. Di lingkungan sekolah atau madrasah yang bisa menjadi konsulti adalah kepala sekolah atau kepala madrasah, guru-guru, dan orang tua siswa.

Masalah yang dikonsultasikan mencangkup berbagai hal yang dialami pihak ketiga dalam kehidupan sehai-hari terutama menyangkut statusnya sebagai siswa baik disekolah atau madrasah maupun dirumah serta di lingkunganya. Isi layanan konsultasi dapat menyangkut berbagai bidang kehidupan yang luas yang dialami oleh individu (pihak ketiga). Terhadap siswa di sekolah dan madrasah, masalah-masalah yang dikonsultasikan hendaknya lebih di prioritaskan pada hal-hal yang berkaitan dengan status siswa sebagai pelajar.

Perlu diingat bahwa semua penanganan layanan diatas, guru BK sebaiknya bekerja sama dengan guru, TU, dan tenaga lain yang terkait. 


F. Peranan Kepala sekolah dalam Program BK dan Contoh-contoh Praksisnya

Peranan kepsek dalam program BK Adalah sebagai supervisor, kepala  sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan program-program penilaian dan perbaikan atau peningkatan layanan bimbingan dan konseling. contoh-contoh praksinya, yaitu:

1. Menyediakan fasilitas untuk keperluan penyelenggaraan bimbingan.

2. Memilih dan menentukan para penyuluh (counselor).

3. Mengembangkan sikap–sikap yang favorable diantara para guru, murid dan orangtua murid/masyarakat terhadap program bimbingan.

4. Menyusun rencan untuk mengumpul dan memperluas informasi tentang pekerjaan/jabatan.

5. Merencanakan waktu (jadwal)untuk kegiatan bimbingan.

6. Merencanakan proram untuk mewawancai murid dengan tidak menggangu jalanya jadwal pelajaran sehari-hari.


G. Peranan Guru dan Guru BK dalam Bimbingan dan Konseling serta Contoh-contoh Praksisnya

Peranan guru dan guru BK adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa, peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efesien pelayan bimbingan dan konseling disekolah. Selanjutnya pendekatan kepada siswa harus manusiawi, religius , bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur. asli, memahami dan menghargai tanpa syarat. Contoh-contoh praksisnya:

1. Membantu  memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.

2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling,serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.

3. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing/konselor.

4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor yaitu siswa yang menuntut guru memerlukan pelayanan pengajar/latihan khusus (seperti pengajaran /latihan perbaikan ,program pengayaan).

5. Membantu mengembangkan suasana kelas hubungan guru siswa dan dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.

6. Memberikan kesempatan dan  kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani  layanan/kegiatan yang dimaksudkan. 

7. Berpatisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus.

8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutanya.



BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan

Bimbingan dan Konseling (BK) yaitu serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli pada konseling dengan cara tatap muka, baik secara individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk mengatasi permasalahan yang di alami oleh konseli, dengan cara terus menerus dan sistematis. Bimbingan konseling membutuhkan suatu prinsip atau aturan main dalam menjalankan program pelayanan bimbingan. Adapun rumusan prinsip yaitu: Prinsip umum, prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan Siswa, prinsip khusus yang Berhubungan dengan Pembimbing dan Prinsip yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi (Manajemen) Pelayanan Bimbingan Konseling.

Adapun fungsi dari Bimbingan dan Konseling yaitu; Fungsi pemahaman. Fungsi preventif, Fungsi pengembangan. Fungsi adaptasi, Fungsi penyembuhan. Tujuan Bimbingan dan konseling. Adapun tujuan khusus bimbingan dan konseling disekolah antara lain adalah sebagai berikut:

  • Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecapakan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.
  • Membantu siswa- siswi untuk mengembangkan motif- motif dalam belajar, hingga tercpai kemajuan pengajaran yang berarti.
  • Memberikan dorongan dalam pengarahan dini, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dn keterlibatan diri dalam proses pendidikan.

  • Membantu siswa-siswi untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.

  • Membantu siswa-siswi untuk hidup didalam kehiduoan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.


B. Saran

    Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah kami selanjutnya.

    Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan kita, tentang Bimbingan dan Konseling.

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis pribadi. Aamiin.



DAFTAR PUSTAKA


Maulinda P, Eka. 2017. Apa Saja sih Sembilan Jenis Layanan BK di Sekolah atau Madrasah? Di www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/ekamaulindah/Apa-Saja-sih -Sembilan-Jenis-Layanan-bk-di-Sekolah-atau-Madrasah_58eae07f939773ef56379e36 (di akses pada 20 maret 2020)

Poetri Nabil, Lukman. 2013. Modul 5 Teori dan Praksis Bimbingan dan Konseling di https://id.scribd.com/doc/171109153/Modul-5-Teori-Dan-Praksis-Bimbingan-Dan-Konseling (di akses pada 20 maret 2020)

Ubaidillah, Azwar. Bidang Pelayanan BK di https://azwarubaidillah.wordpress.com/bimbingan-dan-konseling/bidang-pelayanan-bk/ (di akses pada 22 maret 2020)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar