Nama : Hildawati
NIM : H0418321
Kelas : Fisika. B 2018
Mata Kuliah: Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
MITIGASI BENCANA ALAM DI INDONESIA
A. Banjir di Indonesia
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Musim hujan di Indonesia (yang terjadi dari Desember sampai Maret) biasanya menyebabkan curah hujan yang tinggi. Dikombinasikan dengan pengundulan hutan dan saluran-saluran air yang tersumbat oleh sampah, ini bisa menyebabkan sungai-sungai meluap dan terjadi banjir.
Kondisi basah dapat diperburuk oleh fenomena cuaca La Nina. La Nina (pada dasarnya lawannya El Nino), adalah fenomena yang rata-rata terjadi sekali setiap lima tahun, membawa suhu laut lebih dingin dari rata-rata di daerah tropis Samudera Pasifik tengah dan timur. Oleh karena itu menyebabkan cuaca yang lebih basah dari biasanya di Asia Tenggara, biasanya dari bulan November sampai Februari.
1. Jenis Jenis Banjir
a. Banjir Biasa
Banjir biasa adalah banjir yang paling umum dan paling sering terjadi di wilayah perkotaan yang mana genangan air tidak terserap dalam tanah sehingga wilayah sekitar daratan akan terendam air. Banjir ini paling sering disebabkan karena buruknya saluran air yang ada serta tanah yang tergantikan dengan aspal dan berkurangnya lahan hijau membuat air tidak mampu terserap dalam tanah dengan sempurna. Selain itu durasi hujan yang berlangsung cukup lama akan menambah parah kedalaman banjir yang bahkan volume airnya bisa menenggelamkan pemukiman warga pada wilayah rendah.
b. Banjir Bandang
Banjir Bandang (Air Bah) adalah Banjir yang datang secara tiba-tiba dengan laju yang sangat cepat dengan volume air yang banyak dan sangat berbahaya. Bahaya yang disebabkan karena banjir bandang tentunya karena banjir jenis ini akan menyapu dengan keras yang ada didepanya sehingga akan hanyut bersama dengan air banjir yang datang. Pada banyak kasus, banjir bandang berpotensi lebih besar untuk menelan korban jiwa dikarenakan terjadinya yang tidak sempat diprediksi sebelumnya. Curah hujan yang deras dan berlangsung lama tanpa henti biasa menjadi faktor utama yang mempengaruhi penyebab terjadinya banjir bandang.
Bedanya banjir bandang merupakan air banjir yang mengalir dari wilayah tinggi ke wilayah lebih rendah dengan volume air yang cukup tinggi sehingga menghasilkan aliran arus air deras dan berbahaya.
c. Banjir Rob
Banjir Air laut atau yang sering disebut banjir Rob merupakan banjir yang terjadi di wilayah sekitar pantai atau lokasi yang dekat dengan air laut. Ketinggian dataran yang lebih rendah dibandingkan kedalaman air pada saat air laut pasang menyebabkan Dataran pada lokasi tersebut akan tergenang dengan air laut. Selain itu faktor lain seperti Gelombang Ombak yang besar pada saat badai air yang terbawa angin bisa masuk hingga menggenangi wilayah sekitar. Masalah utama yang paling umum disebabkan oleh banjir Rob yaitu air laut yang menggenang jalan pada wilayah lalulintas sekitar daerah pesisir membuat banjir jenis ini bisa merusak mesin kendaraan karena kandungan garam air laut.
d. Banjir Longsor
Banjir jenis ini susah diprediksi kapan terjadinya dan akan lebih sulit diprediksi kemana aliran akan mengalir. Contohnya yaitu Banjir Lahar Dingin, Lahar dingin adalah Lava yang terdiri dari campuran Air, Debu, Batuan dan materi lainnya yang mengalir dari dataran tinggi sumber Lava seperti Gunung Berapi. Aliran arusnya akan sangat kuat serta memiliki daya hantaman yang keras karena banyak mengandung material padat. Contoh banjir ini pernah terjadi di magelang yaitu dimana pada saat Gunung Merapi Erupsi.
2. Penyebab Banjir
a. Penebangan hutan secara liar
b. Tersumbatnya aliran sungai
c. Pemukiman di bantaran sungai
d. Banjir karena dataran rendah
e. Curah Hujan Tinggi
f. Drainase yang diubah fungsinya
g. Bendungan atau waduk yang rusak
h. Banjir Bandang karena Bencana Tsunami
i. Tanah tidak mampu dalam menyerap air
3. Dampak Terjadinya Banjir
a. Menghentikan Aktifitas Warga
b. Kerugian Ekonomi
c. Sulit mendapat air bersih
d. Timbulnya wabah penyakit
e. Korban meninggal dunia
4. Cara Menanggulangi Banjir
a. Menjaga Kebersihan Lingkungan
b. Tidak membuat rumah di pinggiran sungai
c. Melaksanakan tebang pilih dan reboisasi (penghijauan kembali)
d. Rajin membersihkan saluran air
5. Mitigasi Banjir
Mitigasi bencana adalah upaya yang dilakukan untuk mengurasi atau mencegah resiko dari bencana tersebut, baik itu melalui pembangunan fisik maupun peningkatan dan penyadaran kepada masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana yang sudah tertera di Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Jadi, mitigasi bencana banjir adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi resiko dari bencana banjir.
a. Jenis-jenis Mitigasi Bencana Banjir
Mitigasi dalam bencana banjir terbagi menjadi 2 macam, yaitu mitigasi secara struktural dan mitigasi secara non-struktural. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing mitigasi.
1) Mitigasi Struktural
Mitigasi Struktural adalah upaya yang dilakukan demi meminimalisir bencana seperti dengan melakukan pembangunan danal khusus untuk mencegah banjir dan dengan membuat rekayasa teknis bangunan tahan bencana, serta infrastruktur bangunan tahan air. Dimana infrastruktur bangunan yang tahan air nantinya diharapkan agar tidak memberikan dampak yang begitu parah apabila bencana tersebut terjadi.
Beberapa contoh yang dapat dilakukan dengan metode mitigasi struktural adalah :
a) Membangun tembok pertahanan dan tanggul
Sangat dianjurkan untuk membangun tembok pertahanan dan tanggul di sepanjang aliran sungai yang memang rawan apabila terjadi banjir, seperti kawasan yang dekat dengan penduduk. Hal ini sangat membantu untuk mengurangi resiko dari bencana banjir yang kerap terjadi pada tingkat debit banjir yang tidak bisa diprediksi. Misalnya adalah banjir bandang.
b) Mengatur kecepatan aliran dan debit air
Diusahakan untuk memperhatikan kecepatan aliran dan debit air di daerah hulu. Yang dimaksud disini adalah dengan mengatur aliran masuk dan keluar air di bagian hulu serta membangun bendungan / waduk guna membendung banjir.
c) Membersihkan sungai dan pembuatan sudetan
Pembersihan sungai sangatlah penting, dimana hal ini untuk mengurangi sedimentasi yang telah terjadi di sungai, cara ini dapat diterapkan di sungai yang memiliki saluran terbuka, tertutup ataupun di terowongan.
2) Mitigasi Non-Struktural
Mitigasi non-struktural adalah upaya yang dilakukan selain mitigasi struktural seperti dengan perencanaan wilayah dan asuransi. Dalam mitigasi non-struktural ini sangat mengharapkan dari perkembangan teknologi yang semakin maju. Harapannya adalah teknologi yang dapat memprediksi, mengantisipasi & mengurangi resiko terjadinya suatu bencana.
Beberapa contoh yang dapat dilakukan dengan metode mitigasi non-struktural adalah :
a) Pembentukan LSM
Membentuk LSM yang bergerak dalam bidang kepedulian terhadap bencana alam dan juga mengadakan kampanye peduli bencana alam kepada masyarakat, agar masyarakat lebih sadar untuk selalu siap apabila bencana alam terjadi.
b) Melakukan Pelatihan dan Penyuluhan
Melatih, mendidik dan memberikan pelatihan kepada masyarakat akan bahaya banjir yang disertai dengan pelatihan lapangan.
c) Membentuk Kelompok Kerja atau POKJA
Dimana dalam kelompok tersebut didalamnya beranggotakan instansi terkait untuk melakukan dan menetapkan pembagian peran dan kerja untuk penanggulangan bencana banjir.
d) Mengevaluasi Tempat Rawan Banjir
Melakukan pengamatan dan penelusuran di tempat yang rawan banjir, sehingga apabila ada tanggul yang sudah tidak kuat segera diperbaiki.
e) Memperbaiki Sarana dan Prasarana
Mengajukan proposal untuk pembangunan perbaikan sarana dan prasarana yang memang sudah tidak layak.
f) Menganalisa Data-data yang Berkaitan dengan Banjir
Mengevaluasi dan memonitor data curah hujan, debit air dan informasi yang berkaitan dengan banjir seperti daerah yang rawan banjir dan mengidentifikasi daerah yang rawan banjir tersebut. Apakah memang ada tanggul yang rusak atau memang daerah tersebut sangat berbahaya apabila ditempati.
g) Membuat Mapping
Membuat peta sederhana untuk daerah yang rawan banjir disertai dengan rute pengungsian, lokasi posko dan lokasi pos pengamat banjir.
h) Menguji Peralatan dan Langkah selanjutnya
Menguji sarana sistem peringatan dini terhadap banjir serta memikirkan langkah selanjutnya apabila sarana tersebut belum tersedia.
i) Menyiapkan Persediaan Sandang, Papan dan Pangan
Mempersiapkan persediaan tanggap darurat seperti menyediakan bahan pangan, air minum dan alat yang akan digunakan ketika bencana banjir terjadi.
j) Membuat Prosedur Operasi Standar Bencana Banjir
Merencanakan Prosedur Operasi Standar untuk tahap tanggap darurat yang nantinya melibatkan semua anggota yang bertujuan untuk mengidentifitasi daerah rawan banjir, identifikasi rute evakuasi, mepersiapkan peralatan evakuasi dan juga tempat pengungsian sementara.
k) Mengadakan Simulasi Evakuasi
Melakukan percobaan pelatihan evakuasi apabila bencana banjir terjadi dan menguji kesiapan tempat pengungisan sementara beserta perlengkapan dalam pengungsian.
l) Mengadakan Rapat
Mengadakan rapat koordinasi di berbagai tingkat dan utamanya adalah instansi pemerintah tentang pencegahan bencana banjir.
6. Tindakan Ketika Banjir dan Setelah Banjir
Selain mitigasi bencana banjir, kita juga perlu mengetahui langkah apa saja yang dapat dilakukan ketika saat terjadi banjir dan apabila banjir tersebut sudah terjadi, yaitu sbb:
Tindakan saat terjadi banjir
- Jangan panik dan berusaha untuk bisa menyelamatkan diri.
- Berhati-hatilah dengan listrik kabel yang masih dialiri listrik.
- Menyelamatkan dokumen dokumen penting.
- Diusahakan untuk bijak dalam menggunakan air bersih.
Tindakan Setelah Banjir Terjadi
- Memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, seperti bantuan tempat tinggal, makanan dan pakaian.
- Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan yang terkena banjir, seperti membersihkan lumpur yang tergenang di dalam rumah ataupun di lingkungan dekat rumah.
- Melakukankaporitasi sumur gali.
- Memperbaiki jamban dan saluran pembuangan air limbah.
- Memberikan bantuan kesehatan lingkungan dengan memberikan obat serta pelayanan kesehatan secara gratis.
- Menjaga sistem pembuangan air dan limbah agar tetap bersih dan tidak kotor ataupun tersumbat.
- Menjauhi kabel atau listrik agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
- Menghindari wilayah yang sudah rusak seperti bangunan yang sudah tidak layak pakai.
- Tidak mempergunakan air bersih secara semena-mena.
- Memeriksa ketersediaan air bersih.
B. Letusan Gunung Berapi di Indonesia
Gunung adalah salah satu tonjolan yang ada di permukaan bumi. Di dalam tonjolan gunung terdapat saluran lurus berbentuk vertikal semacam pipa alami. Pipa ini menghubungkan antara perut bumi dengan permukaan Bumi atau kerak bumi. Perut bumi berisi bermacam- macam cairan panas, seperti batuan cair dan juga magma. Suatu saat magma dan material yang ada di perut bumi akan mengalami kejenuhan. Atau diakibatkan oleh getaran bumi (gempa bumi tektonik), magma yang ada di dalam perut bumi ini akan keluar ke permukaan bumi secara berkala. Magma ini keluar ke permukaan bumi melalui pipa alami yang menjulang tinggi di dalam gunung. Ketika magma keluar melalui pipa alami tersebut, maka inilah yang dinamakan gunung meletus. Sehingga seolah- olah gunung meletus mengeluarkan berbagai material dari dalam bumi.
Indonesia adalah negara yang memiliki paling banyak gunung berapi aktif di seluruh dunia. Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik beserta Lempeng Indo-Australia adalah tiga lempeng tektonik aktif yang menyebabkan terjadinya zona-zona tumbukan yang kemudian membentuk gunung-gunung berapi ini.
2. Penyebab Gunung Meletus
Beberapa hal yang menyebabkan gunung meletus atau penyebab gunung meletus antara lain adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan terjadinya gempa vulkanik
Peningkatan gempa vulkanik ini ditandai dengan terjadinya aktivitas- aktivitas yang tidak biasa pada gunung berapi. Peningkatan terjadinya gempa vulkanik ini misalnya dengan terjadinya gempa puluhan kali yang tercatat dalam Seismograf yakni alat pengukur getaran gempa bumi. Selain itu terjadinya peningkatan aktivitas seismik dan peristiwa vulkanis lainnya disebabkan oleh pergerakan magma yang ada di dalam bumi, hidrotermal yang berlangsung di dalam perut bumi. Jika terjadinya gempa dan aktivitas seismik lainnya ini mengalami peningkatan selama beberapa hari, maka status gunung api tersebut harus ditingkatkan ke level waspada. Dan ketika memasuki level waspada, maka masyarakat segera diberikan penyuluhan, melakukan penilaian bahaya dan juga potensi untuk naik tingkat ke level selanjutnya, agar lebih siap dan waspada apabila sewaktu- waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan. Pengecekan kembali sarana serta pelaksanaan shift pemantauan juga harus selalu dilakukan.
b. Pergerakan tektonik pada lapisan bumi
Penyebab gunung meletus yang lainnya adalah pergerakan lempeng tektonik yang terjadi pada lapisan bumi. Pergerakan tektonik yang terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung, misalnya gerakan lempeng dapat menyebabkan meningkatnya tekanan pada dapur magma dan pada akhirnya akan membuat magma tersebut terdorong ke atas hingga berada tepat di bawah kawah. Ketika terjadi kondisi ini, maka tanda yang terjadi di atas bumi adalah banyak binatang yang berada di sekitar gunung tersebut bermigrasi dan juga terlihat gelisah. Selain itu, suhu di kawah juga meningkat sehingga membuat air tanah di sekitar gunung menjadi kering.
c. Terjadinya deformasi badan gunung
Penyebab dari gunung meletus yang selanjutnya adalah karena adanya deformasi di badan gunung. Hal ini disebabkan oleh peningkatan gelombang magnet dan juga listrik sehingga dapat menyebabkan perubahan pada struktur lapisan batuan gunung yang dapat mempengaruhi bagian dalam, misalnya dapur magma yang volumenya mengecil, atau bisa pula saluran yang menghubungkan kawah dengan dapur magma.
d. Lempeng- lempeng Bumi yang saling berdesakan
Gunung meletus juga dapat terjadi karena adanya lempeng- lempeng Bumi yang saling berdesakan antara satu sama lain. Hal ini menyebabkan tekanan besar menekan dan juga mendorong permukaan bumi sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik lainnya, vulkanik serta meningkatkan aktivitas geologi dari gunung. Lempeng merupakan salah satu bagian dari kerak bumi yang terus bergerak setiap saat. Pegunungan atau gunung merupakan zona dimana kedua lempeng tersebut saling bertemu, desakan lempeng bisa juga dapt menjadi penyebab dalam perubahan struktur dalam gunung berapi.
e. Adanya tekanan yang sangat tinggi
Berbagai penyebab gunung meletus seperti yang telah dijelaskan di atas mendorong cairan magma untuk bergerak ke atas dan masuk ke saluran kawah dan keluar. Apabila di sepanjang perjalanan magma dalam menyusiri saluran kawah tersebut mengalami sumbatan, maka bisa menimbulkan ledakan yang besar yang dikenal dengan ledakan gunung berapi. Semakin besar tekanan dan juga volume magma nya, maka semakin kuat ledakan yang ada terjadi.
2. Tanda- tanda Gunung akan Meletus
a.Suhu di sekitar gunung tersebut meningkat
b. Mata air di sekitar gunung mengering
c. Tumbuhan yang berada di sekitar gunung layu
d. Hewan- hewan liar yang tinggal di gunung lari ke bawah atau turun gunung
e. Sering terdengar suara gemuruh gunung
f. Sering terjadinya gempa vulkanik
g. Keluarnya awan panas
h. Terjadinya hujan abu
3. Bahaya Letusan Gunung Api
a. Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung api, antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2), dan Nitrogen (N2) yang membahayakan/beracun bagi manusia.
b. Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung api. Lava ini bisa merusak/membakar apapun yang dilewatinya, seperti rumah warga bahkan dapat memakan korban jiwa
c. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. Lahar dingin merupakan bahaya sekunder dari erupsi gunung api yang bersifat menghancurkan pemukiman warga yang berada di area DAS (daerah aliran sungai) gunung api.
d. Awan panas (wedhus gembel) adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya, karena memiliki kecepatan yang cukup tinggi, sehingga tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletus.
e. Abu letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Abu vulkanik ini sangat berbahaya bagi saluran pernapasan manusia.
Dampak Negatif
- Kerugian materi
- Banyak lahan pertanian dan perkebunan rusak
- Banyak rumah yang hancur
- Banyak binatang dan tumbuhan yang mati
Dampak Positif
Yakni kesuburan tanah menjadi semakin meningkat. Material yang dikeluarkan gunung berapi mempunyai sifat sangat subur, sehingga ketika mterial tersebut menutupi permukaan bumi, maka tanahnya juga subur
5. Mitigasi letusan Gunung Berapi
a. Sistem Peringatan Dini
Sistem peringatan dini Gunung Api berfungsi untuk menyampaikan informasi terkini status akitivitas gunung merapi. Sehingga bisa memberikan peringatan dan juga tindakan yang harus dilakukan oleh berbagai pihak tak terkecuali oleh masyarakat. Di dalam sistem peringatan dini tersebut ada berbagai peringatan yang akan di sampaikan, terutama menyampaikan kondisi gunung api apakah masuk dalam level berbahaya atau masih dalam level aman. Informasi yang disampaikan dalam sistem peringatan dini terutama adalah tingkat ancaman bahaya atau status kegiatan vulkanik Merapi serta langkah-langkah yang harus diambil.
b. Sirine Peringatan Dini dan Komunikasi Radio
Sistem peringatan dini dengan sirine merupakan Suatu sistem perangkat keras yang berfungsi pada keadaan yang sangat darurat. Sirine akan di pasang di daerah Lereng merapi yang dapat di jangkau oleh kampung kampung di sekitar merapi terutama di kampung yang paling rawan terkena dampak. sistem ini dikelola bersama antara pemerintah Kabupaten bersangkutan dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dalam hal ini adalah BPPTK. Selain itu juga, terdapat sarana komunikasi radio. Komunikasi radio akan menyampaikan segala informasi dan peringatan dini terkait gunung api. Informasi yang di sampaikan melalui radio terkait status gunung merapi terkini.
c. Penyebaran Informasi
Penanggulangan bencana Merapi akan berhasil dengan baik apabila dilakukan secara terpadu antara pemantauan Merapi yang menghasilkan data yang akurat secara visual dan instrumental, peralatan yang modern, sistem peringatan dini, peralatan komunikasi yang bagus dan didukung oleh pemahaman yang benar dan kesadaran yang kuat dari masyarakat untuk melakukan penyelamatan diri. Hal ini tentu membutuhkan penyebaran informasi yang akurat, penyampaian informasi yang di perlukan adalah yang mudah di mengerti oleh masyarakat yang tinggal di daerah berbahaya di kawasan merapi. Selain itu sosialisasi juga perlu secara rutin di berikan kepada masyarakat di wilayah gunung merapi
Adapun penanganan yang dapat dilakukan sebelum terjadi letusan adalah sebagai berikut :
- Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung api yang aktif.
- Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi gunung api.
- Melaksanakan prosedur perihal penanggulangan bencana letusan gunung api.
- Melakukan sosialisasi berupa pembimbingan dan pemberian informasi terkait gunung api.
- Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika, dan geokimia di gunung api.
- Melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan pendukungnya seperti peningkatan sarana dan prasarana.
C. Gempa Bumi
Gempa bumi mungkin adalah ancaman bencana alam terbesar di Indonesia karena terjadi tiba-tiba dan bisa menyerang wilayah padat penduduk, seperti kota-kota besar. Gempa bumi dengan kekuatan sekitar 5 skala Richter terjadi hampir setiap hari di Indonesia namun biasanya tidak menyebabkan - atau hanya sedikit menyebabkan - kerusakan. Kalau kekuatan gempa melewati 6 skala Richter, sebuah gempa bisa menyebabkan banyak kerusakan. Rata-rata, setiap tahunnya terjadinya satu gempa bumi dengan 6 skala Richter (atau lebih) di Indonesia dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan infrastruktur maupun lingkungan hidup.
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer.
Gempa bumi merupakan ancaman konstan di Indonesia karena pertemuan lempeng tektonik dan aktivitas vulkanik di wilayah ini. Beberapa ilmuwan bumi saat ini sedang menunggu "gempa besar" berikutnya di Indonesia karena adanya tekanan berat pada salah satu batas lempeng besar bumi di sebelah barat Sumatra (yaitu "tabrakan" antara lempeng samudra India dan lempeng Asia), yang mirip dengan gempa berskala 9,2 yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 dan menyebabkan tsunami yang parah. Namun, ilmuwan tidak tahu kapan, atau di mana, gempa besar berikutnya akan terjadi.
1. Jenis Gempa Bumi
Berdasarkan penyebab
a. Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
b. Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi
c. Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
d. Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
e. Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi.
Berdasarkan kedalaman
a. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
b. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
c. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Berdasarkan gelombang/getaran gempa
a. Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
b. Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
2. Mitigasi Gempa
Mitigasi dapat dilakukan dengan tiga tahapan yaitu :
Sebelum terjadi gempa
- Dirikanlah bangunan (kantor, rumah dsb) sesuai dengan kaidah2 yang baku. Diskusikan lah dengan para ahli agar bangunan anda tahan gempa. Jangan membangun dengan asal-asalan apalagi tanpa perhitungan
- Kenalilah lokasi bangunan tempat anda tinggal atau bekerja, apakah tidak berada pada patahan gempa atau tempat lain seperti rawan longsor dsb.
- Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional. Jika anda punya lemari, ada baiknya dipakukan ke dinding, agar tidak roboh dan ikut menindih ketika terjadi gempa. Jika ada perabotan yang digantung, periksalah secara rutin keamananya.
- Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K, makanan instan dsb. Sediakan juga Radio, karena pada saat gempa alat komunikasi dan informasi lain seperti Telpon, HP, Televisi, Internet akan terganggu. Radio yang hanya menggunakan baterai akan sangat berguna disaat bencana.
- Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas, matikan jika tidak digunakan.
- Catatlah telepon-telepon penting seperti Pemadam kebakaran, Rumah sakit dll.
- Kenalilah jalur evakuasi.
- Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa yang sudah mulai dilakukan oleh beberapa daerah seperti Kota Padang, Sumatera Barat.
Ketika berlangsung gempa
- Yang pertama sekali adalah DON’T BE PANIC, kuasai diri anda bahwa anda dapat lepas dari bencana tersebut.
- Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang berkemungkinan roboh menimpa kita. Jika anda berada dalam gedung, berusahalah untuk lari keluar. Jika tidak memungkinkan berlindunglah di bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau berlindunglah di pojok bangunan, karena lebih kuat tertopang.
- Perhatikan tempat anda berdiri, karena gempa yang besar akan memungkinkan terjadinya rengkahan tanah.
- Jika anda sedang berkendara, matikan kendaraan anda dan turunlah. Jika anda sedang berada di pantai, maka berlarilah menjauhi pantai tersebut. jika anda sedang berada di daerah pegunungan, maka perhatikan disekitar anda apakah ada kemungkinan longsor.
Setelah terjadi gempa
- Jika anda masih berada dalam gedung, maka keluar dengan tertib, jangan gunakan Lift, gunakanlah tangga.
- Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya, lakukanlah pertolongan pertama.
- Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi untuk roboh
- Carilah informasi tentang gempa tersebut, gunakanlah radio tadi.
D. Tsunami di Indonesia
Tsunami berasal dari bahasa Jepang, yaitu ‘tsu dan ‘nami’ yang mempunyai arti secara harfiah adalah ombak besar pada sebuah pelabuhan. Secara istilah, pengertian tsunami secara umum dapat diartikan sebagai perpindahan air yang disebabkan oleh adanya perubahan pada permukaan laut secara vertikal dan berlangsung secara tiba-tiba.
Sebuah gempa bumi atau letusan gunung berapi dalam laut bisa menyebabkan gelombang tsunami yang memiliki dampak mengerikan bagi manusia dan semua objek di dekat laut.
1. Ciri-Ciri Tsunami
- Kondisi air di sekitar pantai tiba-tiba surut.
- Adanya suara gemuruh dari kejauhan yang cukup keras
- Perilaku hewan yang aneh seperti burung yang menuju tengah lautan, hewan ternak yang terlihat stress.
- Adanya gempa bumi sebelum tsunami dengan sumber dasar laut.
- Terdapat gelombang yang tidak biasa.
- Keadaan awan yang lebih mendung daripada biasanya.
- Listrik yang menyala meskipun tidak ada aliran listrik karena adanya gelombang elektromagnetik
2. Penyebab Tsunami
a. Gempa bumi
Kedatangan gelombang tsunami ke daratan dapat dipicu oleh adanya gempa bumi. Maka tak heran jika terdapat suatu gempa dengan pusat dasar laut, pemerintah setempat akan menghimbau untuk menjauhi pantai hingga peringatan aman akan bencana tsunami. Salah satu penyebab terjadinya gempabumi ini adalah pergerakan lempeng dan adanya sesar aktif
b. Erupsi Gunung api
Erupsi gunung api atau yang biasa dikenal sebagai gunung meletus juga memicu terjadinya tsunami karena akan mengakibatkan gempa bumi yang bersifat vulkanik. Salah satu contoh tsunami yang disebabkan oleh erupsi gunung api adalah kejadian tsunami akibat letusan Gunung Krakatau.
c. Longsor Bawah Laut
Tidak hanya gempa dan gunung api, longsoran bawah laut yang disebabkan karena adanya lempeng yang bertabrakan juga dapat menyebabkan bencana tsunami yang disebut dengan istilah tsunami submarine landslide.
d. Meteor
Jika tiga faktor diatas adalah faktor internal dari dalam bumi, berbeda dengan faktor terakhir ini yang berasal dari luar bumi. Adanya hantaman meteor yang mengenai laut dapat memicu terjadinya tsunami.
Lembong Tallu, Kearifan local Mandar atasi Tsunami
Menurut sang ahli, tsunami di Mandar dikenal dengan sebutan Lembong Tallu (ombak tinggi belasan meter bergulung tiga). Istilah itu terdapat dalam budaya tutur masyarakat Mandar, baik lewat sajak/kalindaqdaq, mitos_mitos tokoh Mandar, serta lewat pappasang atau pesan-pesan orang tua.
Sajak atau kalindaqdaq yang menyinggung Lembong Tallu di antaranya adalah: Maui pole lembong tallu sitonda talippurus, sumombal toa’ ma’itai dalle’ iya hallal. (Meski datang ombak gulung-gemulung seiring putting beliung, ku akan tetap berlayar mencari rezeki yang halal)
Pukkali Malunda atau KH Muhammad Husein, adalah ulama di Kecamatan Malunda, Majene yang mempunyai mitos soal Lembong Tallu. Konon beliau pernah mencegah Lembong Tallu dengan hanya mengibaskan bajunya di tepi pantai Malunda (Munir, Muhammad. 2017:413).
Sementara pappasang soal Lembong Tallu kerap disampaikan orang tua kepada anak maupun cucunya ketika hendak berenang di laut. Nenek saya termasuk. Beliau sering bilang: Pemmanya-manyao. Diang bo’a Lembong Lallu, (Hati-hati jangan sampai ada Lembong Tallu).
Sayangnya kearifan lokal itu lambat laun punah di masyarakat Sulbar khususnya Mandar. Saya hampir tak mendegar lagi hikayat-hikayat soal Lembong Tallu saat ini. Padahal kearifan lokal ini sejatinya jawaban atas minimnya teknologi bencana alam di Sulbar.
Kita harusnya menegok Jepang yang notabene negara maju tapi memanfaatkan kearifan lokalnya untuk mitigasi bencana. Jepang yang kerap dilanda gempa dan tsunami melihat potensi bencana dari tanda-tanda alam seperti awan. Kearifan lokal itu kemudian masuk ke kurikulum sekolah sehingga menjelma menjadi analisa ilmiah.
Pemerintah Sulbar diharapkan tanggap terhadap adat budaya masyarakatnya sendiri. Kearifan lokal Lembong Tallu seharusnya menjadi pegangan dalam mitigasi bencana. Sehingga, menciptakan masyarakat yang tanggap bencana secara alami. Dan tak lagi kehabisan energi menghalau hoaks soal tsunami.
E. Longsor
Longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Pengertian lain dari tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi akibat pergerakan massa batuan atau tanah. Atau bisa juga didefinisikan dengan kejadian perpindahan material dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.
1. Proses Terjadi Tanah Longsor
Proses terjadinya tanah longsor yaitu suatu peristiwa pindahnya material pembentuk lereng dalam berupa batuan atau tanah yang bergerak turun kebawah. Hal ini dapat terjadi karena tidak seimbangnya kondisi lahan atau tekanan dari atas, seperti hujan deras. Berikut ini adalah proses terjadinya tanah longsor.
a. Proses Meresapnya Air Kedalam Tanah
Proses awal terjadi tanah longsor adalah sebab terdapatnya resapan air hujan kedalam tanah. Dengan meresapnya air kedalam tanah maka akan berpengaruh beban dalam tanah yang akan menjadian tanah berada diatas ambang maksimum dalam menampung air.
b. Proses Perubahan Tekstur Tanah
Perubahan tekstur tanah bisa terjadi apabila air hujan dengan terus-menerus jatuh dan menerjang tanah, sehingga tanah tertembus sampai bagian tanah yang kedap air (tanah yang bergeran sebagai bidang gelincir) maka membuat tanah licin. Tanah yang sudah licin tersebut kemudian akan mengalami pergerakan yang cepat menuju kebawah jika hujan terus turun dengan deras.
c. Proses Pelapukan Tanah
Tanah juga akan terjadi pelapukan. Pelapukan pada tanah ini seringkali terjadi pada lapisan permukaan tanah. Tetapi bisa juga terjadi di bagian struktur lapisan tanah yang terletak dibawahnya sampai pada dasar tanah. Sebab peristiwa pelapukan tanah ini yang kemudian nantinya akan membuat tanah bergerak mengikuti lereng dan selanjutnya keluar lereng menjadikan terjadilah tanah longsor.
2. Jenis-Jenis Tanah Longsor
a. Tanah Longsor Translasi
Jenis tanah longsor ini bisa terjadi disebabkan pergerakan suatu massa tanah dan batuan di bidang gelincir berbentuk rata atau gelombang landai.
b. Tanah Longsor Rotasi
Jenis tanah longsor ini muncul akibat dari pergerakan massa tanah dan batuan di bidang gelincir berbentuk cekung.
c. Tanah Longsor Pergerakan Blok
Jenis tanah longosr ini terjadi karena terdapat perpindahan batuan yang bergerak di bidang gelincir berbentuk rata. Tanah longsor jenis ini biasa disebut juga dengan tanah longsor translasi blok batu.
d. Tanah Longsor Runtuhan Batu
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika beberapa besar batuan atau material lain bergerak ke bawh dengan cara jatuh bebas. Seringkali pada tanah longsor ini terjadi di lereng yang terjal sampai mengantung, utamanya di daerah pantai. Runtuhan batu-batu besar dapat mengakibatkan kerusakan parah.
e. Tanah Longsor Rayapan Tanah
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika tanah bergerak lambat dan juga jenis tanahnya seperti butiran kasar dan halus. Longsoran ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah beberapa lama terjadi longsoran jenis rayapan, posisi tiang-tiang, pohon-pohon dan rumah akan miring ke bawah.
f. Tanah Longsor Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi pada saat massa tanah bergerak terdorong oleh air dan terjadi pada sepanjang lembah yang mencapai ratusan meter jauhnya. Di kecepatan bergantung di kemiringan lereng volume air, dan jenis materialnya.
3. Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Menurut prinsipnya tanah longsor terjadi apabila gaya pendorong di lereng lebih besar daripada dengan gaya penahannya. Gaya penahan ini berhubungan dengan kepadatan tanah dan kekuatan bebatuan. Sedangkan gaya pendorong berhubungan dengan besar sudut kemiringan lereng, massa jenis tanah atau batuan dan juga air yang ada didalam tanah..
Secara umum maka penyebab timbulnya tanah longsor adalah dua faktor, yakni:
a. Faktor Alam
1) Kondisi Geologi
Kondisi geologi ini misalnya terjadi pelapukan terhadap bebatuan, kemiringan leren, sisipan lapisan batu lempung, gempa bumi stratigrafi dan gunung berapi.
2) Iklim
Iklim juga bisa membuat terjadinya longsor pada beberapa tempat. Seperti curah hujan yang tinggi dan bisa membuat kandungan air didalam tanah meningkat di kondisi geografis tertentu hal ini bisa membuat terjadinya tanah longsor.
3) Keadaan Topografi
Kondisi topografi misalnya lereng yang curam bisa membuat terjadinya tanah longsor.
4) Keadaan Tata Air
Kondisi tata air seperti sistem drainase yang tidak lancar, erosi dalam, akumulasi massa air dan tekanan hidrostatis adalah beberapa penyebab munculnya tanah longsor.
b. Faktor Manusia
1) Kegiatan tambang batu pada lereng terjal yang membuat terpotongnya tebing
2) Terjadi penggundulan hutan Sistem drainase pada lereng yang tidak lancar
3) Penebangan pohon secara liar yang ada di tebing-tebing.
4) Budidaya kolam ikan yang dilakukan pada lereng
5) Penimbunan tanah urukan pada lingkungan lereng
6) Minimnya tingkat kesadaran penduduk terhadap bahaya tanah longsor
7) Gagalnya struktur dinding penahan untuk menahan arus longsor Akibat Terjadinya Tanah Longsor.
Adapun akibat yang diterima jika terjadin tanah longsor adalah:
- Adanya Korban Jiwa.
- Terjadi Kerusakan Infrastruktur
- Muncul Penyakit.
- Bertambah Buruk Kesehatan Lingkungan
- Sumber Mata Pencaharian Warga Rusak
4. Cara Pencegahan Tanah Longsor
Untuk mencegah terjadinya tanah longsor dapat melakukan beberapa cara berikut:
a. Tidak menggunduli hutan atau menebang pohon yang hidup di tebing.
b. Melakukan penanaman pohon Sebaiknya tidak membangun rumah dibawah tebing.
c. Menutup dan memadatkan retakan tanah supaya air tidak masuk kedalam tanah
d. Tidak mencetak sawah dan membuat kolam di atas lereng dekat pemukiman
e. Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
f. Jangan membangun rumah di bawah tebing.
g. Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak.
Tetapi ketika tanah longsor sudah terjadi maka harus melakukan beberapa tindakan sebagai berikut:
a. Tangap Darurat
Tanggap darurat adalah tahapan awal yang harus dijalankan apabila bencana tanah longsor sudah terjadi. Tahapan di tindakan ini adalah melakukan penyelamatan dan pertolongan korban. Tahapan ini dijalankan supaya korban tidak bertambah.
b. Rehabilitasi
Tahap kedua yang harus dijalankan sesudah pertolongan terhadap tanah longsor adalah rehabilitasi. Rehabilitasi adalah usaha memulihkan korban dari perasaannya. Tahap ini mencakup memulihkan kondisi sosial, ekonomi dan sarana transportasi. Di tahap ini juga dilakukan pengendalian tanah dan mengkaji perkembangan tanah supaya kejadian tanah longsor tidak berkelanjutan. Sesudah hal tersebut selanjutnya harus dilakukan adalah relokasi korban tanah longsor apabila tanah longsor sulit dikendalikan.
c. Rekonstruksi
Di tahap rekonstruksi ini berhubungan dengan memperbaiki kerusakan yang diakibatkan tanah longsor seperti memperbaiki infrastruktur contohnya adlaah memperbaik jalan, memperbaiki tempat tempat umum, fasilitas umum dan rumah warga yang terkena dampak tanah longsor.
5. Mitigasi bencana
Mitigasi Tanah Longsor memiliki beberapa tahapan.berikut tahapan mitigasi bencana tanah longsor :
a. Pemetaan
Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten /kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana.
b. Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penaggulangannya.
c. Pemantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
d. Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain, mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau dapatjuga secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah.
e. Pemeriksaan bencana longsor
Bertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.
Lalu setelah kita tau tahapan mitigasi kita juga harus tau bagaimana melakukan tindakan ketika sebelum,saat,dan sesudah terjadi tanah longsor.berikut tindakan tindakannya :
Tindakan sebelum terjadi tanah longsor:
- Waspada terhadap curah hujan yang tinggi
- Persiapkan dukungan logistik
- Makanansiap saji dan minuman
- Lampu senter dan baterai cadangan
- Uang tunai secukupnya
- Obat-obatan khusus sesuai pemakai
- Simak informasi dari radio mengenai informasi hujan dan kemungkinan tanah longsor
- apabila pihak berwenang menginstruksikan untuk evakuasi, segera lakukan hal tsb
Tindakan saat terjadi tanah longsor
- Apabila Anda di dalam rumah dan terdengar suara gemuruh, segera keluar cari tempat lapang dan tanpa penghalang
- ApabilaAnda di luar, cari tempat yang lapang dan perhatikan sisi tebih atau tanah yang mengalami longsor.
Tindakan sesudah terjadi tanah longsor
- Jangan segera kembali kerumah Anda, perhatikan apakah longsor susulan masih akan terjadi.
- Apabila Anda diminta untuk membantu proses evakuasi, gunakan sepatu khusus dan peralatan yang menjamin keselamatan Anda
- Perhatikan kondisi tanah sebagai pijakan yang kokoh bagi langkah Anda.
- Apabila harus menghadapi reruntuhan bangunan untuk menyelamatkan korban, pastikan tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar